Cara Menghadapi “Penunggu” Tol Cipularang
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgadrqVt21WK9tDjoggOvmwgiksLGyRBsVsZihT-BW8xCcuNwzi2VMaSF8ZGQ93iPmyrUo4rScAPGtCrhNDfrOORHbMT23vxVIQAEomXmrJqlJZfOiEgFL-N7TDZx2rFvAsodKwZn9f0ykM/s200/2013_honda_cr-z_f34_ns_111912_600-1.jpeg)
Benar
tidaknya cerita-cerita keangkeran yang dianggap sebagai penyebab
kecelakaan di jalan tol Cipularang, bukanlah maksud kami untuk ikut
berpolemik dalam masalah ini. Hanya saja yang perlu dipahami,
cerita-cerita tersebut sangat mungkin benar terjadi dan telah dimaklumi
cerita-cerita serupa juga terdapat di tempat lain. Sebab, hal itu sudah
merupakan metode dan modus operandi para setan dari kalangan jin untuk
menyesatkan manusia, yang mereka gunakan dari masa ke masa.
Tujuan
utama mereka agar manusia tergoda untuk melakukan dosa terbesar yang
dapat mengekalkan pelakunya di neraka, yaitu berbuat syirik atau
menyekutukan Allah ta’ala dalam bentuk berdoa; memohon perlindungan (isti’adzah) kepada selain Allah ta’ala, yaitu kepada setan-setan “penunggu” atau “penguasa” suatu tempat.
Allah ta’ala berfirman:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan
bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [Al-Jin (72): 6]
Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir beliau:
إذا نزلوا واديا أو مكانا موحشا من البراري وغيرها كما كان عادة العرب في جاهليتها يعوذون بعظيم ذلك المكان من الجان
“Apabila
mereka (kaum musyrikin di masa Jahiliyah) mendatangi suatu lembah atau
tempat tertentu yang angker di suatu daratan atau tempat lainnya,
sebagaimana kebiasaan orang Arab di masa Jahiliyah, mereka memohon
perlindungan kepada jin penguasa tempat tersebut.” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/239]
Kaum
musyrikin di zaman Jahiliyah memohon perlindungan kepada jin penguasa
di tempat tersebut setelah ditakut-takuti oleh setan-setan yang mendiami
tempat itu. Dan ternyata, pada awalnya setan juga takut dengan
kedatangan manusia di tempat mereka, demi melihat ketakutan manusia
kepada mereka dalam bentuk permohonan agar diberi perlindungan, maka
para setan pun mulai menakut-nakuti manusia, maka jadilah hal ini sebuah
metode untuk menyesatkan manusia.
Al-Imam Ibnu Abi Hatim rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya:
عن
عكرمة قال: كان الجن يَفْرَقُون من الإنس كما يفرَق الإنس منهم أو أشد،
وكان الإنس إذا نزلوا واديا هرب الجن، فيقول سيد القوم: نعوذ بسيد أهل هذا
الوادي.فقال الجن: نراهم يفرقون منا كما نفرق منهم. فدنوا من الإنس فأصابوهم بالخبل والجنون
“Dari
Ikrimah, beliau berkata, dahulu jin lari dari manusia (karena takut)
sebagaimana manusia lari dari jin bahkan lebih takut lagi. Dan ketika
manusia mendatangi lembah tertentu maka jin pun lari, lalu pemimpin kaum
manusia (yang melewati lembah tersebut) berkata, “Kami berlindung dengan penguasa (jin) yang menghuni lembah ini,” maka jin berkata, “Kami lihat mereka (manusia) takut kepada kita sebagaimana kita takut kepada mereka.” Lalu para jin mulai mendekat kepada manusia dan menimpakan penyakit gila dan linglung (yakni kesurupan).” [Tafsir Ibnu Katsir, 8/239]
Maka
jelaslah, keangkeran suatu tempat bukan karena adanya kuburan atau
makam tertentu, bukan pula karena ada arwah penasaran yang meninggal
secara tidak wajar di tempat tersebut, semua itu hanyalah tipu daya
setan untuk menyesatkan manusia. Minimalnya, jika seseorang telah
berkeyakinan bahwa orang yang sudah mati ruhnya dapat bergentayangan
lagi di dunia dan bisa memberi manfaat atau menimpakan bahaya maka
aqidah tauhidnya menjadi rusak, sebab telah dikabarkan dalam dalil-dalil
syari’at bahwa ruh yang sudah meninggal dunia hanya memiliki dua
keadaan, apakah nikmat atau azab kubur yang dia dapatkan. Demikian pula,
orang yang sudah mati tidak dapat memberi manfaat dan menimpakan bahaya
selain Allah ta’ala.
Pembaca
yang budiman, minimal ada 6 bentuk kesyirikan kepada Allah ta’ala yang
tersebar di tengah-tengah masyarakat, sebagai hasil dari metode setan;
menakut-nakuti manusia di tempat-tempat angker. Kami sebutkan secara
ringkas (insya Allah pada kesempatan lain akan kami rinci):
1. Syirik dalam do’a atau isti’adzah,
yaitu memohon perlindungan kepada selain Allah ta’ala. Dalam hal ini
permohonan kepada setan, seperti ucapan sebagian orang, “Mbah permisi,
saya mau lewat, tolong jangan diganggu.”
Pembahasan masalah ini lebih luas dapat didownload dalam artikel Memohon Perlindungan Kepada Selain Allah Ta’ala Termasuk Syirik
2. Syirik
dalam tawakal, yaitu bergantungnya hati kepada selain Allah ta’ala
dalam perkara yang tidak mampu dilakukan kecuali hanya oleh Allah
ta’ala semata. Dalam hal ini tawakal kepada setan dalam meraih suatu
keselamatan dari bahaya.
Pembahasan masalah ini lebih luas dapat didownload dalam artikel Bagaimana Merealisasikan Tawakkal Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
3. Syirik dalam khauf
(takut), yaitu takutnya seseorang kepada sesuatu dengan keyakinan ia
dapat menimpakan kemudharatan kepadanya selain Allah ta’ala, padahal
setan-setan itu tidak sedikitpun mampu menimpakan bahaya kepada manusia
kecuali dengan izin Allah ta’ala.
Pembahasan masalah ini lebih luas dapat didownload dalam artikel Janganlah Engkau Takut Kepada Selain Allah Subhanahu wa Ta’ala
4. Syirik dalam roja’
(harap), yaitu mengharapkan sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali
hanya oleh Allah ta’ala, yaitu mengharapkan perlindungan kepada setan,
yang tidak mampu diberikan kecuali hanya oleh Allah ta’ala.
Pembahasan masalah ini lebih luas dapat didownload dalam artikel Gantungkan Harapanmu Hanya Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
5. Taqorrub
(mendekatkan diri) kepada setan. Kesyirikan dalam bentuk ini sangat
beragam dan luas, terkadang dalam bentuk sembelihan ataupun sesajen
berupa macam-macam makanan untuk setan, sampai-sampai di tempat tertentu
manusia dijadikan tumbal untuk setan. Demikian pula, mengadakan ziarah
khusus ke makam tertentu disertai ritual-ritual ibadah tertentu, dengan
harapan penghuni makam tersebut dapat memberi suatu kemanfaatan atau
melindungi dari suatu bahaya.
Beribadah
di kuburan dan berlebih-lebihan (ghuluw) dalam menyikapi kuburan
termasuk sarana yang dapat mengantarkan kepada kesyirikan. Pembahasan
masalah ini lebih luas dapat didownload dalam artikel Berlebih-lebihan Terhadap Kuburan Menyebabkan Perbuatan Syirik
6. Syirik dalam rububiyyah, yaitu meyakini ada selain Allah ta’ala yang bisa memberikan kemanfaatan dan menimpakan bahaya atau menolaknya.
Lalu bagaimana cara menghadapi setan pengganggu di tempat-tempat angker?
Jawabannya adalah dengan mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala,
yaitu dengan menghindari semua bentuk perbuatan syirik kepada Allah
ta’ala, sebab hanya dengan itu seseorang akan mendapatkan keamanan dan
perlindungan Allah ta’ala dari segala bahaya. Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُون
“Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-An’am (6): 82]
Makna kezaliman dalam ayat ini adalah perbuatan syirik yang merupakan kezaliman terbesar, sebagaimana diterangkan dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, beliau berkata:
لَمَّا
نَزَلَتْ (الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ)
شَقَّ ذَلِكَ عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
وَقَالُوا أَيُّنَا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- لَيْسَ هُوَ كَمَا تَظُنُّونَ إِنَّمَا هُوَ كَمَا قَالَ
لُقْمَانُ لاِبْنِهِ يَا بُنَىَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Ketika turun ayat, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman.” [Al-An’am (6): 82] Hal itu memberatkan para sahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, sampai mereka berkata, “Siapa diantara kita yang tidak menzhalimi dirinya sendiri.”
Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “(Kezhaliman
dalam ayat tersebut) tidak seperti yang kalian kira, hakikat kezhaliman
yang dimaksud adalah (syirik) sebagaimana ucapan Luqman kepada anaknya, “Wahai anakku janganlah menyekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang besar.” [Luqman (31): 13].” [HR. Al-Bukhari no. 6973 dan Muslim, no. 342]
Terutama mentauhidkan Allah ta’ala dalam 6 perkara di atas, yaitu:
1. Hanya berdo’a dan memohon perlindungan kepada Allah ta’ala, sebagaimana perintah-Nya:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم
“Dan
jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah
perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.” [Fushshilat (41): 36]
2. Hanya
bertawakal kepada Allah ta’ala, karena barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah ta’ala maka pasti Allah ta’ala akan melindunginya,
sebagaimana firman-Nya:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُه
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. “ [Ath-Tholaq (65): 3]
3. Hanya takut kepada Allah ta’ala, sebagaimana perintah-Nya:
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya
mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik), karena itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang
yang beriman.” [Ali Imron (3): 175]
4. Hanya
mengharap kepada Allah ta’ala, karena tidak ada satu pun yang dapat
diharapkan bisa memberi manfaat dan menolak bahaya selain Allah ta’ala.
Oleh karena itu Allah ta’ala melarang kita berdoa kepada selain-Nya:
وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan
janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
(pula) memberi mudarat (bahaya) kepadamu selain Allah; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang lalim”. [Yunus (10): 106]
5. Hanya
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, baik dengan sholat, sembelihan
maupun semua bentuk ibadah, hanya boleh dipersembahkan kepada Allah
ta’ala, sebagaimana perintahnya:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Rabbmu dan Menyembelihlah (hanya untuk-Nya).” [Al-Kautsar (108): 2]
Dengan
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala; melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, seorang hamba akan semakin dekat dengan
pertolongan Allah tabaraka wa ta’ala dan semakin jauh dari gangguan setan.
6. Meyakini
hanya Allah ta’ala yang dapat memberikan manfaat dan menimpakan bahaya
atau menolaknya. Allah ta’ala telah mencela kaum musyrikin yang
beribadah kepada selain-Nya, padahal tidak sedikitpun mampu memberi
manfaat dan menimpakan bahaya kepada mereka, tidak pula mampu
menghilangkan suatu bahaya, sebagaimana firman-Nya:
قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنفَعُكُمْ شَيْئًا وَلا يَضُرُّكُمْ
“Ibrahim
berkata: ‘Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang
tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat
(bahaya) kepada kamu?’” [Al-Anbiya’ (21): 66]
Juga firman-Nya:
قُلِ ادْعُواْ الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً
“Katakanlah:
‘Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka
tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu
dan tidak pula memindahkannya’.” [Al-Isra’ (17): 56]
Doa menghadapi “Penunggu” Tempat Angker
Secara
khusus, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam telah berpesan untuk meminta
perlindungan kepada Allah ta’ala dengan sebuah do’a, sebagaimana dalam
hadits Khaulah binti Hakim As-Sulamiyyah radhiyallahu’anha, beliau mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلاً فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ
التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. فَإِنَّهُ لاَ يَضُرُّهُ شَىْءٌ
حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْه
“Apabila seorang diantara kalian mendatangi suatu tempat hendaklah membaca:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”
Maka
sesungguhnya (jika dia membaca doa tersebut) tidak ada apa pun yang
dapat membahayakannya sampai dia meninggalkan tempat itu.” [HR. Muslim, no. 7054]
Doa
ini juga dianjurkan untuk dibaca dalam memohon perlindungan kepada
Allah ta’ala dari binatang berbisa (ataupun binatang buas), sebagaimana
dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata:
جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
مَا لَقِيتُ مِنْ عَقْرَبٍ لَدَغَتْنِى الْبَارِحَةَ قَالَ أَمَا لَوْ
قُلْتَ حِينَ أَمْسَيْتَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ
شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ تَضُرُّكَ
“Seorang
laki-laki datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam lalu berkata,
wahai Rasulullah, tadi malam aku disengat oleh kalajengking, Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, Andaikan ketika memasuki waktu
sore engkau membaca doa:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“A’uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq.”
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”
Maka (jika engkau membacanya) kalajengking itu tidak dapat membahayakanmu.” [HR. Muslim, no. 7055]
Penjelasan makna doa ini dapat didownload dalam artikel Bacaan di Tempat Angker
Juga
disunnahkan membaca sebuah doa untuk meminta perlindungan Allah ta’ala
terhadap anak-anak dari setan, binatang berbisa dan mata manusia yang
dapat menyebabkan penyakit ‘ain, sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata:
كَانَ
النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ ،
أَعُيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain (kepada Allah ta’ala):
أَعُيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“U’idzukuma bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaithonin wa haamatin wa min kulli ‘ainin laamatin.”
“Aku
memperlindungkan kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang maha
sempurna dari setan, binatang berbisa dan mata yang dengki (makna yang
lain: segala macam bahaya).”
Dan beliau bersabda, (kepada Al-Hasan dan Al-Husain), sesungguhnya bapak kalian berdua (yaitu nabi Ibrahim ‘alaihissalam) memperlindungkan Ismail dan Ishaq dengan doa ini.” [HR. Al-Bukhari, no. 3371]
Adapun
secara umum, masih banyak doa-doa yang dapat dibaca untuk meminta
perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jika seseorang belum
menghapalnya maka boleh berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah
ta’ala dengan bahasa apa saja yang dia ketahui, tentunya disertai dengan
tawakal dan pengharapan hanya kepada Allah tabaraka wa ta’ala.
Bagi
seorang muslim, doa dan tawakal kepada Allah ta’ala disertai usaha
maksimal sudah cukup untuk selamat dari berbagai macam bahaya yang
mengancamnya, dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala, karena itulah yang
diajarkan oleh syari’at yang mulia ini. Sehingga tidak perlu membunyikan
klakson ataupun minta permisi kepada para para jin yang mendiami jalan
tertentu, apalagi sampai memohon kepada mereka agar dilindungi dan
diselamatkan dalam perjalanan, karena perbuatan itu termasuk kesyirikan
kepada Allah ta’ala yang jauh lebih berbahaya dibanding musibah
kecelakaan yang kita alami di dunia ini.
Peringatan dari bahaya syirik dapat dibaca dalam artikel berikut:
- PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (1) [Link: http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/01/peringatan-dari-bahaya-syirik-1/ ]
- PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (2) [Link: http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/01/peringatan-dari-bahaya-syirik-2/ ]
- PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (Ceramah) [Link: http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/13/peringatan-dari-bahaya-syirik-ceramah/ ]
- Sumber :
- Nama Blog: موقع
أبي عبد الله سفيان خالد بن إدهام روراي السلفي الأندونيسي
Blog URL: http://nasihatonline.wordpress.com
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar