{download} AUDIO MP3 - KEUTAMAAN ISLAM

>>www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<

Keutamaan Islam


بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah berikut ini kami hadirkan rekaman lengkkap penelitian Syarh Kitab Fadhlul Islam
yang disampaikan oleh
Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafidzahullah.
Silakan download melalui link di bawah:

Kisah Haru Anak Tuna Netra Penghapal Al Qur'an


diunduh dari jalancahaya (dot) org
diunduh dari jalancahaya (dot) org
"Dalam shalatku, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku. "
Syaikh Fahd Al Kanderi mewancarai anak istimewa ini yang bernama Muadz.Seorang anak laki-laki TUNANETRA penghafal Al-Quran dari Mesir yang berusia 11 tahun. 
Dalam wawancara itu ia Fahd Al Kanderi menanyakannya perihal bagaimana ia belajar Al-Quran dan kebutaannya. 
Semangatnya untuk menghafal ayat-ayat Allah yang mulia membuat langkah kakinya ringan untuk pergi ke tempat gurunya.
"Saya yang datang ke tempat syaikh," katanya. 
"Berapa kali dalam sepekan?" Tanya dia. 
"Tiga hari dalam sepekan," jawabnya.
Jawaban anak ini kian membuat terkejut ketika anak ini bercerita Syaikh Fahd Al Kanderi bahwa Syaikh yang mengajarinya Al-Quran hanya mengajarinya satu ayat per hari.
"Pada awalnya hanya satu hari dalam sepekan. Lalu saya mendesak beliau dengan sangat agar ditambah harinya, sehingga menjadi dua hari dalam sepekan. Syaikh saya sangat ketat dalam mengajar. Beliau hanya mengajarkan satu ayat saja setiap hari, "ujarnya.
"Satu ayat saja?" Respon beliau terkejut, takjub dengan semangat baja anak ini.
Dalam tiga hari itu ia khususkan untuk belajar ayat-ayat suci Al-Quran, hingga ia tidak bermain dengan teman sebayanya.
Yang lebih mengagumkan adalah pernyataannya tentang kebutaannya. Ia tidak berdoa kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatannya, namun rahmat Allah lah yang ia harapkan.
"Dalam shalatku, aku tidak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku," katanya. 
Mendengar jawaban anak ini Syaikh Fahd Al Kanderi semakin terkejut.
>>www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<
"Engkau tidak ingin Allah mengembalikan penglihatanmu? Kenapa? "Tanya dia heran.
Dengan wajah meyakinkan, anak itu memaparkan alasannya. Bukan ia tak yakin pada Allah, bukan. Namun ia menginginkan yang lebih indah dari penglihatan.
"Semoga menjadi keselamatan bagiku pada HARI PEMBALASAN (kiamat), sehingga Allah meringankan perhitungan (hisab) pada hari tersebut. Allah akan menanyakan nikmat penglihatan, apa yang telah engkau lakukan dengan penglihatanmu? Saya tidak malu dengan cacat yang saya alami.  Saya hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya untuk saya pada hari kiamat kelak , "papar Muadz dengan tegas.
Mendengar kalimat mulia anak ini, semua diam. Syaikh nampak berkaca-kaca dan air matanya menetes. Para pemirsa di stasiun TV serta kru TV tersebut juga tak tahan menitikkan air mata.
Pada saat ini, saya teringat banyak kaum muslimin yang mampu melihat namun bermalas-malasan dalam menghafal kitab Allah, Al-Quran. Ya Allah, bagaimana alasan mereka besok (di hadapan-Mu)? "Kata Syaikh Fahd AL Kanderi.
"Segala puji bagi Allah dalam segala situasi," kata Muadz penghafal Quran muda ini.
Subhanallah, indahnya dunia tak membuatnya lupa akan Rabbnya dan hari pembalasan.
Ia juga mengatakan bahwa ia terinspirasi dari kaidah Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah (rahimahullah). "Kaidah imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang berbunyi 'Allah tidak menutup atas hamba-Nya satu pintu dengan hikmah, kecuali Allah akan membukakan baginya dua pintu dengan rahmat-Nya,'" katanya.
Kehilangan penglihatan sejak kecil, tidak membuat ia mengeluh kepada Sang Pencipta. Ia tak iri pada orang lain apalagi kufur nikmat. Ikhlash menerima takdirNya.
"Alhamdulillah, saya tidak iri kepada teman meski sejak kecil saya sudah tidak bisa melihat. Ini semua adalah qadha 'dan qadar Allah, "katanya.
"Kita berdoa kepada Allah semoga menjadikan kita sebagai penghuni surga Al-Firdaus yang tertinggi," kata Muadz 
Matanya yang buta, tak membuat hatinya buta dalam mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Subhanallah. 
Dalam sebuah hadits Qudsi Nabi (shallallahu 'alaihi wa salam) bersabda:
إن الله قال: إذا ابتليت عبدي بحبيبتيه فصبر, عوضته منهما الجنة 
Allah berfirman, "Jika Aku menguji hamba-Ku dengan menghilangkan penglihatan kedua matanya lalu ia bersabar, niscaya Aku akan menggantikan penglihatan kedua matanya dengan surga." (HR. Bukhari no. 5653 , Tirmidzi no. 2932, Ahmad no. 7597, Ad-Darimi no. 2795 dan Ibnu Hibban no. 2932)
SUBHANALLAH ...................................

{DOWNLOAD} AUDIO MP3 - PENDIDIKAN ANAK

>>www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<

Download


"Sudahkah Aku Tulus Kepada Dia-Shallallahu alaihi wa sallam-?"


>>http://www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<
Abu Khaulah Zainal Abidin
ليس على الضعفاء ولا على المرضى ولا على الذين لا يجدون ما ينفقون حرج
إذا نصحوا لله ورسوله (التوبة: من الآية 91)
(Artinya: Tidak berdosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, sakit, dan yang tak memiliki apapun yang bisa mereka nafkahkan, selama mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-NYA ) (At-Taubah: 91)
Ada ketulusan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana yang aku ketahui dari penjelasan Imam Al Qurthuby rahimahullah di dalam tafsirnya:
Pertama: " Biarkan kenabiannya . "
Tentu saja itu artinya aku harus mengakui segala sifat dan atribut yang melekat pada diri Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam sebagai rasul-ALLAH. Bahwa beliau Shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang yang amanah, mustahil khianat. Dia seorang yang jujur, mustahil pendusta. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam seorang misionaris (menyampaikan ilmu), mustahil kitman (m emenyembunyikan ilmu). Beliau Shallallahu alaihi wa sallam arif, mustahil ahmaq(pandir).
Dengan pengakuan itu semua, maka tak ada alasan dan kesempatan bagiku untuk memiliki keyakinan bahwa ada kebaikan yang Beliau Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengetahui, atau Beliau Shallallahu alaihi wa sallam lupa, bahkan sengaja tidak menyampaikan kepada ummatnya. Bukankah Beliau Shallallahu alaihi wa sallam telah mengatakan:
ما بقي شيء يقرب إلى الجنة ويباعد من النار إلاوقد بين لكم (اخرجه الطبراني)
(" Tidak tertinggal sedikitpun hal yang dapat mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali telah aku jelaskan bagi kalian. ")
Memungkinkan kenabiannya juga artinya tidak menuduh Beliau Shallallahu alaihi wa sallam sebagai penghianat Ar-Risalah. Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menghianati Ar-Risalah? Siapa yang begitu lancang, berani, dan tega menuduh semacam itu? Tentu saja tak seorangpun berani atau tega sengaja berkata seperti itu. Ya, memang lidahku tak mungkin mengucapkannya. Tapi, bisa jadi perbuatanku yang menunjukkan tuduhan tersebut. Yakni, sementara aku menganggap ada kebaikan pada hal-hal ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Beliau Shallallahu alaihi wa sallam . Aku ingat betul apa yang dikatakan oleh Al Imam Malik rahimahullah :
من أبتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة, فقد زعم أن محمد r خان الرسالة. لأن الله يقول:
اليم أكملت لكم دينكم . فما لم يكن حينئذ دينا فلا يكون اليوم دينا
Barangsiapa berbuat bid'ad di dalam Al Islam, kemudian ia menganggap itu sebagai sesuatu yang baik. Maka sesungguhnya ia telah menuduh bahwasanya Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam penghianat Ar-Risalah. Karena sesungguhnya Allah telah berfirman: "Hari ini telah Aku sempurnakan untuk mu agamamu. "Maka yang ketika itu bukan merupakan bagian dari agama Islam, sampai hari ini pun bukan bagian dari agama Islam ) (Al I'tisham: I/49)
Abu Yusrina
Sudahkah aku?
Ke-dua: " Senantiasa menta'ati perintah dan larang a nnya . "
Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam bersabda:
ما نهيتكم عنه فاجتنبه. وما أمرتكم به فأتوا منه مااستطعتم
Apa saja yang aku larang kalian atas nya, jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kalian akan nya, maka kerjakanlah sekuat kemampuanmu ...) (HR: Al Bukhari dan Muslim)
Tentu saja bukan hal mudah bagi ku untuk senantiasa di dalam ketaatan kepada Beliau Shallallahu alaihi wa sallam . Namun aku senantiasa berharap agar termasuk orang-orang tulus kepada Beliau shallallhu alaihi wa sallam .Karena menta'ati Beliau Shallallahu alaihi wa sallam adalah bukti dari ketaatan aku kepada ALLAH Subhaanahu wa ta'alaa :
(Artinya: Barangsiapa menta'ati Ar-Rasul, maka sesungguhnya ia telah menta'ati ALLAH ...) (An-Nisaa ': 80)
Menta'ati Beliau Shallallahu alaihi wa sallam juga artinya menta'ati para ulama dan orang-orang yang diberi amanah mengurus ummat. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam sendirilah yang menyatakan demikian:
عن أبي هريرة عن رسول الله r أنه قال: من اطاعني فقد اطاع الله. ومن عصاني فقد عصى الله.
ومن اطاع أميري فقد اطاعني ومن عصا أميري فقد عصاني (البخاري)
Barangsiapa yang ta'at kepada ku, berarti telah taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang menentang aku, berarti ia menentang Allah. Barangsiapa yang ta'at kepada amirku, berarti ia telah taat kepadaku. Dan barangsiapa yang menentang amirku, berarti ia menentang aku .)
Sudahkah aku?
Ke-tiga: " Membela yang membelanya, memusuhi yang memusuhinya . "
Tentu saja yang dimaksud dengan pembelanya adalah mereka yang membela dan mengusung ajaran Beliau Shallallahu alaihi wa sallam . Dan yang dimaksud dengan musuhnya adalah mereka yang menentang dan memerangi ajaran Beliau Shallallahu alaihi wa sallam . Maka di antara tanda Ketulusanku kepada Beliau Shallallahu alaihi wa sallam , adalah dengan membela dan mendukung mereka yang mengusung ajaran Beliau Shallallahu alaihi wa sallam dan membenci mereka yang menentang ajaran Beliau Shallallahu alaihi wa sallam .
Tak layak bagiku untuk merasa benci terhadap mereka yang mencintai Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , Juga aneh rasanya, jika aku gelisah melihat semangat mereka dan kebanggaan mereka akan Sunnah. Bahkan, seharusnya aku bersuka cita melihat semakin banyak dan nampak orang-orang yang membela Sunnah.
Begitu pula, aneh rasanya jika aku tak merasa resah dan gerah melihat kebid'ahan semakin marak. Terlebih lagi aneh, jika setelah aku mengetahui bahwa tidaklah Bid'ah itu diadakan kecuali dalam rangka mematikan Sunnah, kemudian aku membiarkan saja itu terjadi dan terus-menerus bercinta dengan pembunuh-pembunuh Sunnah.
Sudahkah aku?
Ke-empat: " Mengagungkan Dia dan mengagungkan Sunnahnya . "
Sungguh, tak ada pribadi yang lebih agung dari beliau dan tak ada teladan yang lebih baik dari pada Sunnahnya. ALLAH Subhaanahu wa ta'alaamenegaskan:
(Artinya: Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) memiliki budi pekerti yang agung ) (Al Qalam: 4)
(Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan Allah dan Hari Akhir serta banyak mengingat Allah ) (Al Ahzab: 21)
Melalui ayat-ayat di atas sadarlah aku, bahwa kalaupun aku tak mengagungkan Beliau Shallallahu alaihi wa sallam dan juga Sunnahnya, bahkan - na'udzubillah - seandainya aku hinakan Beliau Shallallahu alaihi wa sallamdan Sunnahnya, maka Beliau Shallallahu alaihi wa sallam beserta Sunnahnya tetaplah senantiasa agung, sebagaimana tak ada yang mampu mengubah, mengurangi atau menambah firman-ALLAH.
ALLAH itu Akbar (Maha Besar) dan senantiasa Akbar, meski seluruh makhluq-NYA-dari awal penciptaan sampai yang terakhir, dari kalangan manusia beserta jin-tidak bertakbir. Namun demikian tetaplah kita wajib bertakbir.Bukan untuk ALLAH, tetapi demi keselamatan kita sendiri.
Begitu pula dengan Beliau Shallallahu alaihi wa sallam dan Sunnahnya, senantiasa agung meskipun seluruh manusia merendahkan dan mencelanya.Namun demikian, tetaplah kita wajib mengagungkannya. Bukan untuk BeliauShallallahu alaihi wa sallam , tetapi sebagai tanda ketulusan kita kepadanya.
Tentu saja tidak termasuk tulus kepada Beliau Shallallahu alaihi wa sallam , sedangkan aku merasa hina dan malu menjalankan Sunnah. Lantas untuk apa ALLAH Subhaanahu wa ta'alaa menerangkan tentang keagungan dan keteladanan Beliau Shallallahu alaihi wa sallam jika kemudian aku malu untuk hidup dengan cara hidup Beliau Shallallahu alaihi wa sallam ?
Sudahkah aku?
Ke-lima: " Memelihara Sunnah Dia setelah Dia tiada . "
Memelihara dan senantiasa menghidupkan Sunnahnya setelah kematian BeliauShallallahu alaihi wa sallam tentu " dengan membahasnya, mengambil fiqh dari nya, memelihara kemurniannya, menyebarkannya, mengajak manusia kepada nya, dan berakhlaq dengan akhlaq Beliau Shallallahu alaihi wa sallam yang karimah .Sumber : http://rumahbelajaribnuabbas.wordpress.com "

{DOWNLOAD} TOP AUDIO MP3 HARI INI

Top Audio Hari Ini


>>http://www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<

UST AFIFFUDIN SESI 2 MP3

playlist : Menangkal Syubat hizbiyah Gaya Baru April 2013 ustadz : Al Ustadz Afifuddin
⇓ Download

UST AFIFFUDIN SESI 1 MP3

playlist : Menangkal Syubat hizbiyah Gaya Baru April 2013 ustadz : Al Ustadz Afifuddin
⇓ Download

01 AGAR TIDAK TERSESAT TIMBALAH ILMU DARI AHLINYA MP3

playlist : Agar Tidak Tersesat Timbalah Ilmu dari Ahlinya April 2013 ustadz : Al Ustadz Muhammad As Sewed
⇓ Download   |   ▶ Youtube

02 AGAR TIDAK TERSESAT TIMBALAH ILMU DARI AHLINYA MP3

playlist : Agar Tidak Tersesat Timbalah Ilmu dari Ahlinya April 2013 ustadz : Al Ustadz Muhammad As Sewed
⇓ Download   |   ▶ Youtube

AL USTADZ MUHAMMAD AFIFUDDIN KEJUJURAN DALAM BERDAKWAH MP3

playlist : Dauroh Slipi Jakarta 14 April 2013ustadz : Al Ustadz Afifuddin
⇓ Download   |   ▶ Youtube

UST AFIFFUDIN SESI 2 MP3

playlist : Menangkal Syubat hizbiyah Gaya Baru April 2013 ustadz : Al Ustadz Afifuddin
⇓ Download

ADZAN MISYARIY RASHID KUWAIT 1

playlist : Grup Adzan ustadz : Adzan
⇓ Download   |   ▶ YoutubeSumber : www.ilmoe.com

UST AFIFUDDIN AS SIDAWI DAUROH KARANGANYAR MENDALAMI IMAN KPD NABI SESI 1 MP3

playlist : Dauroh Gotanon Karanganyar 27 April 2013 Mendalami Iman kepada Nabi ustadz : Al Ustadz Afifuddin
⇓ Download

KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN SESI 2

playlist : Dauroh Cilacap ustadz : Al Ustadz Qomar Suaidi
⇓ Download   |   ▶ Youtube

KUPAS TUNTAS FITNAH SURURIYYAH HAJURIYYAH SESI 2 MP3

playlist : Mengupas Tuntas Fitnah Sururiyah Hajuriyah Madiun 2013 ustadz : Al Ustadz Luqman
⇓ Download   |   ▶ Youtube

AL USTADZ MUHAMMAD AFIFUDDIN AS SIDAWI MENGENAL SURURI GAYA BARU SESI 01 MP3

playlist : Dauroh megenal Dakwah sururi Gaya Baru ustadz : Al Ustadz Afifuddin
⇓ Download   |   ▶ Youtube

[AUDIO]: Nilai Sebuah Keikhlasan

Rekaman –  AUDIO KAJIAN  Kajian Islam Ilmiyyah Tanjung Priok  Ahad, 03 Rabi’ul Awwal 1440H / 11 November 2018M   Masjid Raya al-H...