UNTUKMU ...., YANG INGIN MENGETAHUI FITNAH PALING BERBAHAYA BAGI KAUM PRIA>>

>>>www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<<

Oleh Ustadz Marwan
Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhu - menuturkan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam pernah bersabda:
ما تركت بعدي فتنة هي أضر على الرجال من النساء
Tidak aku tinggalkan suatupun fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum pria dari fitnah dari kalangan para wanita. Hadits Muttafaqun 'alaihi Makna hadits ini:
Nabi shallallahu'alaihi wa sallam mengabarkan bahwa tidaklah beliau meninggalkan setelah sepeninggalnya suatu fitnah yang lebih berbahaya pada kaum pria dari fitnahkalangan wanita. Karena kondisi manusia itu sebagaimana difirmankan dalam ayat Allah Ta'aala:
زين للناس حب الشهوات من النساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب والفضة والخيل المسومة والأنعام والحرث ذلك متاع الحياة الدنيا والله عنده حسن المآب
Dijadikan hiasan pada pandangan manusia itu kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, dari para wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik. (Ali Imran: 14)
Semua hal (yang disebutkan dalam firman Allah tersebut) adalah hal-hal yang dijadikan indah pada pandangan manusia dalam kehidupan dunia mereka, dan menjadi sebab terfitnahnya manusia di dunia ini.Dan dari seluruh hal tersebut yang paling dahsyat adalah fitnah dari kalangan para wanita. Sehingga Allah Ta'aala menjadikan awal penyebutan para wanita. Dijadikan hiasan pada pandangan manusia itu kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, dari para wanita dan kabar dari Nabi tersebut di atas dimaksudkan dengannya peringatan dari fitnah para wanita. Dan diharapkan manusia terperingatkan dari hal tersebut. Karena mereka adalah manusia ketika dihadapkan pada mereka fitnah maka sangat dikhawatirkan mereka terjatuh padanya. Dan diambil manfaat dari hadits tersebut di atas:
Setiap individu harus menutup segala jalan yang akan membuat fitnah terkait dengan wanita. Dan segala hal yang akan membuat fitnah terkait dengan wanita maka wajib bagi setiap muslim untuk memadamkannya. Sehingga diwajibkan pada para wanita untuk berhijab dari kaum pria yang bukan mahram, wajib untuk menutup wajahnya demikian pula wajib untuk menutup kedua tangannya dan kedua kakinya sesuai pendapat mayoritas kalangan para ulama. Dan diwajibkan pula untuk para wanita untuk menjaukan diri dari tempat-tempat yang dimungkinkan bercampur dengan kaum pria, dikarenakan ketika para wanita berada bersama di tempat-tempat yang disitu adalah tempat kaum pria adalah merupakan fitnah dan sebab kejelekan dari dua sisi, sisi laki- laki dan dari sisi para wanita itu sendiri. Bahkan sekalipun di masjid dan dalam keadaan sholat, sehingga Nabi shallallahu'alaihi wa sallam pernah mengatakan:
خير صفوف الرجال أولها وشرها اخرها و خير صفوف النساء اخرها وشرها أولها
Sebaik-baik shof laki-laki dalam sholat adalah yang paling awal dan yang paling jelek adalah yang paling akhir.Dan sebaik-baik shof wanita (di masjid yang ada padanya kaum pria, pent) adalah yang paling akhir dan yang terjelek adalah yang depan.
Semua itu dimaksudkan adalah dalam rangka agar wanita jauh dari tempat keberadaan para laki-laki di dalam masjid. Sehingga ketika semakin jauh keberadaan mereka dengan kaum laki-laki maka yang demikian itu lebih baik dan lebih utama. Kemudian sekarang pertanyaannya:
Kalau yang demikian itu di masjid, dan dalam kondisi ibadah kepada Allah Ta'aala, kemudian bagaimana dengan ikhtilath di tempat-tempat yang lain?
<<<Abu Yusrina Al-Arsary<<<
Seorang yang fitrah keislamannya masih lurus akan berusaha untuk menjauhkan dari keterjatuhan dalam hal ikhthilat tersebut. Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dahulu memerintahkan kepada para wanita untuk keluar rumah dalam rangka menghadiri sholat hari raya, akan tetapi para wanita di saat itu tidaklah bercampur dengan kaum pria, bahkan mereka berada di tempat khusus, dan hal tersebut diketahui yaitu jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah usai memberikan khutbah untuk kaum pria maka beliau shallallahu'alaihi wa sallam kemudian menuju mendekat ke tempat khusus para wanita tersebut dan ia kemudian memberi nasehat dan mengingatkan kepada mereka. Ini menunjukkan bahwa para wanita berada di tempat yang jauh dari kalangan laki-laki saat menghadiri sholat hari raya.
Demikian itu di masa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, masa dimana kokoh agama mereka dan mereka jauh dari berbagai perbuatan fakhisah (keji), bagaimana di masa kita ini? (Referensi: Syarah Riyadhus Shaalihin karya Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullah dengan beberapa tambahan) .
Kemudian kita menengok kondisi di masa sekarang ini, masa di mana jauh dari masa hidupnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dan kehidupan para sahabat Rasulullah, apakah hati kita merasa risih menyaksikan berbagai bentuk ikhthilat yang hampir merata di segala tempat dan kondisi? Janganlah membiarkan kondisi hati-hati kita dalam keadaan sakit, sementara syaithon terus mendorong agar manusia berada pada perbuatan dosa. Dan dunia dikelilingi oleh kesenangan syahwat, sementara jiwa senantiasa memerintahkan kepada kejelekan. Barangsiapa yang menjaga ketaqwaan kepada Allah Ta'aala, Allah harus memberikan jalan keluar, dan siapa yang bertakwa kepada Allah pasti Allah jadikan segala urusannya adalah fasilitas.
Sumber : http://www.salafy.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[AUDIO]: Nilai Sebuah Keikhlasan

Rekaman –  AUDIO KAJIAN  Kajian Islam Ilmiyyah Tanjung Priok  Ahad, 03 Rabi’ul Awwal 1440H / 11 November 2018M   Masjid Raya al-H...