Kiamat 2012 Mengguncang Aqidah
kiamat 2012 ... ??? |
Kiamat 2012 mengguncang dunia, demikian headline
di beberapa media massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya tentang
sambutan gegap gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang
bercerita tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012 (1). Film ini
diangkat dari ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari
Meksiko, bahwa “kiamat” yang dimaksud akan terjadi pada 21 Desember
2012.
Berbicara tentang ramalan kiamat
sebenarnya bukan hal baru, banyak sekali paranormal, orang pintar,
maupun tukang ramal sejak dulu telah menyesatkan masyarakat dengan
ramalan waktu terjadinya kiamat. Hanya satu yang pasti, semua ramalan
tersebut tidak pernah terbukti sama sekali. Anehnya masih banyak juga
yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek hanya demi menonton film
tersebut.
Meski kami tahu, alhamdulillah
kaum muslimin pada umumnya tidak mudah terpengaruh untuk percaya dengan
ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada seorang muslim yang sangat awam
mengatakan, “kiamat di tangan Allah bukan di tangan orang-orang Hollywood”.
Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim
untuk saling menasihati, mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata
ada bahaya besar di balik film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah
seorang muslim.
Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala
Apa yang akan terjadi di masa depan
temasuk perkara ghaib, tidak ada yang memiliki ilmunya, baik malaikat,
manusia maupun jin, kecuali Allah Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok
keimanan yang harus diyakini oleh setiap hamba.
Maka termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah Tabaraka wa Ta’ala. Sebagaimana yang Allah Ta’ala tegaskan dalam banyak ayat, diantaranya:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah Tabaraka wa Ta’ala. Sebagaimana yang Allah Ta’ala tegaskan dalam banyak ayat, diantaranya:
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di
langit dan di bumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah Ta’ala” Dan
mereka tidak mengetahui bilakah mereka akan dibangkitkan.” (An-Naml: 65)
Juga firman Allah Ta’ala:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا
يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا
تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ
الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun
pun yang gugur melainkan Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji
pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (Al-An`am: 59)
Hukum mempercayai ramalan
Kewajiban setiap hamba untuk mengimani
bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah yang mengetahui ilmu ghaib. Oleh
karenanya, barangsiapa yang mempercayai ramalan dukun, paranormal,
tukang ramal ataupun ramalan bintang tentang masa depan berarti dia
telah menyekutukan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam menegaskan:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم
“Barangsiapa yang mendatangi paranormal
lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah kafir dengan apa yang
diturunkan kepada Muhammad –shallallahu’alaihi wa sallam-.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib, no. 3047)
Bahkan sekedar bertanya tanpa membenarkan
atau mempercayai ucapan paranormal tersebut mengakibatkan tertolaknya
sholat seseorang selama 40 hari, tanpa menggugurkan kewajiban sholat
dari dirinya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi paranormal
lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya
selama 40 malam.” (HR. Muslim, no. 5957)
Dan termasuk dalam hal ini apabila seorang membaca ramalan-ramalan bintang (zodiak), feng shui, primbon
dan semisalnya yang biasa tersebar di media massa. Jika ia
mempercayainya maka itu adalah kesyirikan kepada Allah. Jika sekedar
membacanya tanpa meyakininya maka termasuk dosa besar (lihat At-Tamhid Li Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhahullah, hlm. 489-490).
Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala yang memiliki ilmunya
Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan
tentang waktu terjadinya kiamat adalah termasuk perkara ghaib, hanya
Allah Ta’ala saja yang tahu kapan terjadinya kiamat, tidak ditampakkan
kepada makhluk-Nya karena suatu hikmah. Allah Ta’ala berfirman:
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan
datangnya) hari kiamat. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang
kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah
kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzab: 63)
Juga firman Allah Ta’ala:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ
مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا
لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا
تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ
إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang
kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan
tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat
menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru
haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan
datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (Al-A’raf: 187)
Bahkan
malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam dan
Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa
sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril ‘alaihissalam
datang dalam bentuk seorang laki-laki dan bertanya kepada Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam, “Kapan terjadinya kiamat?” Sebuah
pertanyaan untuk mengajarkan kepada para sahabat bahwa tidak ada yang
mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla. Maka
dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (sebagaimana
dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah hadits Jibril,
diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in ke-2).
Bentuk Kekafiran dari sisi lain: Mendustakan hadits-hadits tentang tanda-tanda kiamat
Termasuk bagian dari rukun iman yang
kelima, yaitu beriman dengan hari kiamat adalah mengimani terjadinya
tanda-tanda kiamat. Hal tersebut telah dijelaskan dalam banyak ayat dan
hadits yang shahih, bahkan mutawatir. Diantaranya dalam hadits Hudzaifah bin Asid al-Ghifari radhiyallahu’anhu:
اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-
عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا
نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ
قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ
وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ
-صلى الله عليه وسلم- وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ
بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ
وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى
مَحْشَرِهِمْ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
memperhatikan kami ketika sedang berbincang-bincang. Beliau berkata,
“Apa yang sedang kalian perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang
berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau bersabda:
“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga
kalian melihat sepuluh tanda.” Lalu beliau menyebutkan, “[1] Dukhan
(asap yang meliputi manusia), [2] Keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang
yang bisa berbicara), [4] terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya
‘Isa bin Maryam ‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj,
[7,8,9] terjadinya tiga longsor besar yaitu di timur, di barat dan di
jazirah Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang
menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim, no. 7467)
Dari kesepuluh tanda-tanda kubro
ini yang paling jelas pengingkarannya pada tanda yang kelima, yaitu
tentang turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, karena dalam hadits yang
shahih diterangkan bahwa lama tinggal Nabi ‘Isa ‘alaihissalam di bumi
adalah selama 40 tahun, kemudian beliau meninggal dunia dan disholati
oleh kaum muslimin (sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 2182).
Sedangkan
ramalan kiamat bangsa Maya akan terjadi pada 21 Desember 2012, berarti
jaraknya tinggal 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi ‘Isa ‘alaihissalam
akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Ini jelas penyesatan dan
pendustaan secara tidak langsung terhadap hadits Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam yang mulia, satu dari dua wahyu Allah (al-Qur’an dan
al-Hadits).
Demikian pula, termasuk tanda kubro
sebelum turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam, adalah diangkatnya Imam Mahdi
sebagai pemimpin tunggal kaum muslimin dan beliau akan berkuasa selama 7
atau 8 tahun (dan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam turun pada masa kepemimpinan
beliau) (sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, no. 711).
Juga tidak akan terjadi kiamat sebelum
kaum muslimin mengalahkan kaum penjajah dan teroris sejati, yakni
yahudi. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ
الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى
يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ
الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا
يَهُودِىٌّ خَلْفِى فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ
مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum
muslimin memerangi orang Yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka
sampai orang Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon; maka batu
dan pohon itu berkata, “Wahai Muslim, wahai hamba Allah, inilah orang
Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah,” kecuali pohon gharqad, karena sesungguhnya ia adalah pohonnya Yahudi.” (HR. Muslim, no. 7523)
Sebagaimana kaum muslimin pada akhir
zaman akan menundukkan semua kekuatan orang-orang kafir di muka bumi
ini. Dan sudah dimaklumi bahwa pembuat film ini adalah seorang Yahudi,
sehingga tidak berlebihan kalau kita bertanya-tanya, apakah ini gambaran
ketakutan mereka kepada kaum muslimin, sekaligus ingin memadamkan
semangat jihad plus mengkaburkan aqidah kaum muslimin!?
Dan masih banyak hadits lain tentang tanda-tanda kiamat yang mungkin didustakan dalam ramalan tersebut.
Sejatinya, ketika terjadi kiamat tidak
ada lagi orang beriman di muka bumi ini, karena Allah Ta’ala telah
mewafatkan semua orang yang beriman sebelum terjadinya kiamat. Sehingga
yang menyaksikan terjadinya kiamat hanyalah orang-orang kafir, bahkan
mereka adalah seburuk-buruknya manusia yang tersisa di muka bumi ini.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَ
“Sesungguhnya diantara makhluk yang
paling buruk (di sisi Allah) adalah orang yang masih hidup ketika
terjadinya kiamat dan orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (HR. Ahmad, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal. 216)
Faidah: Yang dimaksud dengan menjadikan kuburan sebagai masjid mencakup dua makna. Pertama: Shalat di pekuburan. Kedua: Membangun masjid di pekuburan (lihat I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih al-Fauzan hafizhahullah, 1/298).
Kesimpulan
Mempercayai ramalan terjadinya kiamat
pada tahun 2012 termasuk kesyirikan dan kekafiran kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala (terlepas dari benar tidaknya film tersebut berbicara tentang
kiamat atau sekedar bencana alam). Lalu bagaimana mungkin seorang
mukmin bisa terhibur dengan film, maupun acara-acara perdukunan seperti The Master, hipnotis, sulap, ilusionis dan lainnya yang berdasarkan pada sesuatu yang sangat dimurkai Allah!?
Padahal setiap mukmin tidak saja dituntut
untuk menjauhi kekafiran, tapi juga dituntut untuk membenci kekafiran
tersebut dan pelaku-pelakunya. Inilah satu permasalahan penting dalam
aqidah seorang muslim yang dikenal dengan istilah al-wala’ wal bara’,
kecintaan dan permusuhan. Bahwa cinta seorang mukmin kepada iman dan
orang-orang yang beriman dan kebenciannya kepada kekafiran dan
orang-orang kafir. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam telah memberikan teladan
yang baik dalam hal ini:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي
إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا
بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا
بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ
أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang
baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika
mereka berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari
kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)
kalian serta telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan
kebencian untuk selama-lamanya, sampai kalian beriman kepada Allah
saja.” (Al-Mumtahanah: 4)
Sehingga termasuk kekafiran:
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya, seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun termasuk dosa besar (lihat Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhahullah, dicetak bersama Jami’ Syuruh, hal. 27).
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya, seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun termasuk dosa besar (lihat Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhahullah, dicetak bersama Jami’ Syuruh, hal. 27).
Maka sangat dikhawatirkan, hadirnya kita
untuk menonton dan mencari hiburan dari acara-acara kekafiran termasuk
dalam bentuk meridhoi kekafiran tersebut.
Di sisi lain, menonton film tersebut
minimalnya termasuk perbuatan sia-sia dan membelanjakan harta untuk
kesia-siaan, padahal masih banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan
untuk kebaikan dunia dan akhirat kita.
Demikian pula jika kita renungkan
sejenak, tentang harta yang kita keluarkan hanya demi suatu hiburan
belaka, padahal di negeri kita sendiri terlalu mudah untuk bertemu
peminta-minta setiap harinya di jalan-jalan negeri kita. Sedang di
belahan bumi lain banyak saudara-saudara kita kaum muslimin, seperti di
Palestina, Afganistan, Iraq, dan lainnya yang sangat membutuhkan uluran
tangan kita, karena sekedar untuk mendapatkan sesuap nasi terlalu sulit
bagi mereka disebabkan penjajahan yang dilakukan oleh orang-orang kafir,
sementara kita di sini, menghambur-hamburkan harta untuk hiburan yang
tidak syar’i!?
Adapun bagi mereka yang ingin mengambil
hikmah atau pelajaran dari film, novel, nyanyian (baca: nasyid) dan yang
sejenisnya, ketahuilah itu termasuk tipu daya setan untuk menjauhkan
kita dari Al-Qur’an dan cabang-cabang ilmunya yang sangat banyak.
Barangsiapa yang tidak bisa mengambil pelajaran dari Al-Qur’an maka
bagaimana mungkin ia bisa mengambil dari selainnya!?
Ingatlah, setiap detik yang kita lalui
dan setiap harta yang kita belanjakan pasti akan dimintai pertanggung
jawabannya di akhirat kelak. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا
أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ
أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا
أَبْلَاهُ
“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang
hamba pada hari kiamat sampai dimintai pertanggung jawaban tentang empat
perkara, tentang umurnya ke mana ia habiskan, tentang hartanya dari
mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan dan tentang badannya untuk
apa ia pergunakan.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib, no. 126)
Oleh karena itu, yang paling penting bagi
kita bukanlah mengetahui kapan terjadinya kiamat, tapi apa yang telah
kita siapkan untuk menghadapi hari kiamat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ
أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَتَى
السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا
أَعْدَدْتَ لَهَا ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ. قَالَ « أَنْتَ مَعَ
مَنْ أَحْبَبْتَ
“Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu
bahwasannya, seorang Arab dusun bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam, “Kapan terjadinya hari kiamat?” Maka Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau siapkan untuk
menghadapi hari kiamat?” Ia menjawab, “Kecintaan kepada Allah dan
Rasul-Nya”. Maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Engkau
akan bersama dengan yang engkau cintai”.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Catatan:
(1) Demikian opini umum yang tersebar di
tengah masyarakat dan media massa, terlepas dari benar tidaknya film
tersebut bercerita tentang kiamat atau sekedar bencana alam.
Sampai-sampai salah seorang paranormal terkenal di negeri ini sok
mengatakan, “Paranormal tidak bisa menembus tahun 2013”.
Maka untuk meluruskan kesalahpahaman
sebagian saudara kami tentang tulisan ini maka kami tegaskan bahwa
artikel ini bukan sebagai “resensi” ataupun “bantahan ilmiah” terhadap
film tersebut, melainkan untuk meluruskan aqidah kaum muslimin (yaitu
kesyirikan ramal-meramal) dan menutup celah
penyimpangannya. Adapun tentang film itu sendiri sudah dimaklumi kalau
berisi gambar bernyawa, menampakkan aurat, membuang-buang harta dan
waktu serta kemungkaran-kemungkaran lainnya, sebagaimana film-film yang
lain.
Wallahu A’la wa A’lam.
Sumber :
Nama Blog: موقع أبي عبد الله سفيان خالد بن إدهام روراي السلفي الأندونيسي
Blog URL: http://nasihatonline.wordpress.com
Blog URL: http://nasihatonline.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar