GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (Bag.2)
GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN
(ANTARA KRITIKAN TERHADAP SEBUAH
BUKU DENGAN AMBISI BOOMBASTIS MENGUNDANG MASS MEDIA HANYA UNTUK MENUDUH
BERDASARKAN DUGAAN DENGAN DATA KADALUARSA EMPATBELAS TAHUN YANG LALU)
Bag.2
5. Mari Sejenak Duduk di Dalam Beranda “Rumah” Pak Sekjen
Sebuah hasil wawancara Metro TV terkait tuduhan ambisius Ekstrimisme radikalis dirilis:
Nukilan:
“GP Ansor: Tarik Buku Berbau Ekstremisme dari Peredaran
Arga sumantri – 21 Januari 2016 11:34 wib
Metrotvnews.com, Depok: Buku
pelajaran anak taman kanak-kanak berbau ajaran keagamaan ekstrem muncul
di Depok. Buku ditemukan Gerakan Pemuda (GP) Ansor berdasarkan laporan
orangtua salah satu murid TK, Selasa, 19 Januari.
GP Ansor menghendaki,
pemerintah kota dan dinas terkait turun tangan menindaklanjuti
beredarnya buku tersebut. Buku itu selaiknya ditarik dari peredaran.
“Karena ini mengandung dan
menanamkan benih radikalisme di anak usia emas,” kata Sekjen GP Ansor
Adung Abdurochman saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Kamis
(21/1/2016).
Buku berbau ekstremis keagamaan ini dikemas dalam bentuk metode belajar
membaca praktis berjudul ‘Anak Islam Suka Membaca’. Di dalamnya terdapat
32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme, di antaranya
sabotase, gelora hati ke Saudi, bom dan sahid di medan jihad.
Selain itu, ada kalimat dan
kata-kata yang mengandung ekstremisme seperti ‘rela mati bela agama’,
‘gegana ada di mana’, ‘bila agama kita dihina kita tiada rela’.
Menurut Adung, peredaran buku
tersebut membahayakan. Sebab, istilah-istilah ekstrem yang ada di buku
akan tertanam dan diingat anak hingga dewasa.-selesai penukilan –
Lihatlah beberapa kosa kata
atau kalimat yang ditemukannya untuk kemudian digunakan oleh bapak
Sekjen GP. Anshor memvonis ekstremis radikalis terhadap si penulis buku,
ada kalimat:
“sahid di medan jihad. Selain
itu, ada kalimat dan kata-kata yang mengandung ekstremisme seperti ‘rela
mati bela agama’, ‘bila agama kita dihina kita tiada rela’.
Kemudian Pak Sekjen menuntut, ”
…pemerintah kota dan dinas terkait turun tangan menindaklanjuti
beredarnya buku tersebut. Buku itu selaiknya ditarik dari peredaran.
“Karena ini mengandung dan menanamkan benih radikalisme di anak usia
emas,” kata Sekjen GP Ansor Adung Abdurochman saat berbincang dengan
Metrotvnews.com, Kamis (21/1/2016).”
Baiklah,
Sekarang mari kita simak rangkaian kalimat di bawah ini terkait isi
beranda rumah Pak Sekjen GP. Anshor dan kami berharap sangat agar
pembaca bisa menggunakan akal sehatnya seilmiyah mungkin untuk
membandingkan mana yang lebih parah nilai radikalis ekstremisnya sesuai
kriteria yang dikonferensiperskannya.
Contoh Pertama,
Berikut ini adalah gambar logo Banser:

Gambar 11. logo Banser ada dua senjata tajam, belati dan celurit.
Keterangan:
Logo atau Lambang Banser berbentuk segi lima. Dengan warna dasar
berwarna orange tua, di bagian dalam lambang terdapat gambar belati,
celurit, sayap, logo ansor, dan tulisan BANSER secara jelas.
Url bukti: http://www.dakwah.web.id/2015/07/animasi-bbm-lambang-banser-ansor.html
“Belati adalah sejenis senjata
tajam yang fungsinya untuk menusuk atau menikam. Penggunaannya dapat
dengan cara digenggam atau dilemparkan. Ukurannya dapat lebih kecil atau
lebih besar daripada pisau.” https://id.m.wikipedia.org/wiki/Belati

Gambar 12. Belati adalah sejenis senjata tajam yang fungsinya untuk menusuk atau menikam.
“Celurit menjadi senjata khas
suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok. Senjata ini
sudah melegenda sebagai senjata yang biasa digunakan oleh tokoh bernama
Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukkan khodam, sejenis makhluk
gaib yang menempati suatu benda, ke dalam celurit dengan cara merapalkan
doa-doa sebelum carok.” https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sabit

Gambar 13. Celurit senjata tajam.
Kami bertanya kepada Pak Sekjen terkait keberadaan gambar senjata tajam belati dan celurit pada logo Banser tersebut.
Bedasarkan temuan di atas, apakah Banser dalam sekejap bisa dituding
sebagai jaringan kelompok radikal ekstremis sehingga anda menuntut
pemerintah agar melarang dan membubarkannya!? Silakan dijawab dengan
kriteria yang sama yang anda gunakan untuk memvonis buku Anak Islam Suka
Membaca. Allahul musta’an.
Kita masih di dalam beranda rumah Pak Sekjen….
Contoh Kedua,
Diantara kosa kata di dalam buku Anak Islam Suka Membaca (AISM) yang
dijadikan dalih untuk memvonisnya terkait dengan jaringan radikal
kelompok Solo yang mencuci otak anak-anak di usia emas adalah kata
“jihad”. Sekarang mari kita saksikan bukti di bawah ini:

Gambar 14. Totalitas
mendirikan lembaga pendidikan yang menggelorakan paham radikalisme
secara menyeluruh mulai dari tingkatan terkecil sampai dewasa!
Kami tanyakan kepada pak
Sekjen, dengan cara apa anda menghukuminya penampakan nyata radikalisme
ini?! Apakah anda akan menggunakan timbangan yang sama dengan cara anda
membual tentang isi buku AISM berikut penulis dan penyuntingnya ataukah
anda memiliki timbangan lentur yang bisa ditarik ulur sekehendak hawa
nafsu anda? Allahul musta’an.
Contoh Ketiga,
Nukilan:
⇒“Darah dan nyawa telah kuberikan
⇒Syuhada rebah Allahu Akbar
Kini bebas rantai ikatan
Negara jaya Islam yang benar
Berkibar tinggi panji gerakan
Iman di dada patriot perkasa
⇒Ansor maju satu barisan
⇒Seribu rintangan patah semua
⇒Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim
⇒Makmur semua lenyap yang nista
Allahu Akbar – Allahu Akbar
Pajar baja gerakan kita
Bangkitlah bangkit putra pertiwi
⇒Tiada gentar dada ke muka
⇒Bela agama bangsa negeri”
Lihatlah dan bacalah dengan
seksama lirik di atas lalu bandingkan dengan beberapa kata kunci
postingan Metro TV dan mass media lainnya sebagai dasar untuk menuduh
secara dzalim buku Anak Islam Suka Membaca (AISM) sebagai buku cuci otak
ekstremis radikalis “teroris”.
Kami ingin bertanya kepada Pak
Sekjen, apakah pelarangan mengajarkan kata-kata yang mengandung
“ekstremisme” hanya terbatas untuk anak-anak saja?
Adapun bagi orang-orang yang telah dewasa, yang telah berakal penuh,
secara fisik dan kekuatan telah mampu memanggul senjata, memegang bom
dan parang dsb dibolehkan untuk diajarkan, ditanamkan benih radikalisme
dan dinyanyikan lirik yang “berbau ajaran keagamaan ekstrem” seperti
yang anda katakan?!

Gambar 15. Fitnah kejinya terus menggelinding liar menjadi buku pelajaran “teroris”. Na’udzubillah.
Iya, kami benar-benar sedang
bertanya kepada anda agar anda menjawab secara jujur, adil, penuh
semangat konferensi pers sebagai tokoh negarawan yang anti radikal
tatkala temuan ajaran ekstrem dan ilmiyah untuk menghukumi Lirik Mars GP
Ansor di atas sebagaimana anda meledakkan, memelintir, memfitnah dan
mempolitisir secara bombastis isyu isi kosa kata di dalam buku AISM
(Anak Islam Suka Membaca) yang disunting oleh ustadz Ayip Syafruddin
hafizhahullah dan mengaitkannya dengan jaringan “teroris” radikal
ekstrem.

Gambar 16. Mars GP. Anshor
“berbau ajaran keagamaan ekstrem”?! “Darah dan nyawa telah
kuberikan…Syuhada rebah Allahu Akbar… Ansor maju satu barisan…. Seribu
rintangan patah semua…. Seribu rintangan patah semua…. Tegakkan yang
adil hancurkan yang dzalim….. Makmur semua lenyap yang nista… Tiada
gentar dada ke muka… Bela agama bangsa negeri.
Contoh Keempat,
Kami akan menyodorkan contoh lainnya dari lirik yang berbau ajaran
keagamaan “ekstrem” sebagaimana kriteria yang ditelevisikan kepada Metro
TV oleh bapak Sekjen untuk menuduh dan memvonis pihak lain.
Nukilan:
“Izinkan ayah Izinkan ibu
Relakan kami pergi berjuang
Dibawah kibaran bendera NU
Majulah ayo maju serba serbu (serbu)
Tidak kembali pulang
Sebelum kita yang menang
⇒Walau darah menetes di medan perang
⇒Demi agama ku rela berkorban
⇒Maju ayo maju ayo terus maju
⇒Singkirkanlah dia dia dia
⇒Kikis habislah mereka
⇒Musuh agama dan ulama
Wahai barisan Ansor serbaguna
Dimana engkau berada (disini)
Teruskanlah perjuangan
⇒Demi agama ku rela berkorban
Sebagaimana sebelumnya,
sesungguhnya kami hanyalah berharap bapak bisa memvonis dengan timbangan
yang sama persis Mars Banser di atas sebagaimana bapak telah menimbang
dan memvonis Wahabisme: “Pimpinan pusat GP Ansor mengawatirkan paham
radikalisasi telah menyebar luas ketingkat anak-anak usia dini melalui
buku beraliran wahabisme di sekolah.”
http://m.detik.com/news/foto-news/3122890/ansor-kecam-buku-bacaan-anak/2#detailfoto

Gambar 17. Relakan kami pergi
berjuang… Majulah ayo maju serba serbu (serbu)… Walau darah menetes di
medan perang… Maju ayo maju ayo terus maju… Singkirkanlah dia dia dia…
Kikis habislah mereka…. Musuh agama dan ulama… Demi agama ku rela
berkorban.
Jika beliau, pak Sekjen tidak
mampu dan tidak mau (dan inilah keyakinan kami!) menghukumi Mars GP.
Anshor dan Mars Banser sebagaimana memvonis, memolitisir dan mempress
riliskan temuan besarnya keterkaitan penulis AISM dengan kelompok
jaringan radikal ekstrem HANYA KARENA KEBERADAAN kata “jihad, rela mati
bela agama, bila agama kita dihina kita tiada rela” di buku AISM maka
yakinlah anda sekalian tanpa harus ragu sedikitpun bahwa vonis dan opini
yang beliau sebarluaskan terkait Salafy Wahabi Saudi terlibat jaringan
Radikalis Ekstremis benar-benar adalah vonis dusta, fitnah keji dan
mengada-ada yang dilandasi oleh kebencian yang luarbiasa tanpa didukung
oleh secuilpun bukti dan fakta yang nyata.
Bankan lihatlah wahai
saudaraku sekalian nampak jelas Mars Banser dan Mars GP. Anshor
mengandung muatan radikalis ekstremis yang jauh lebih dahsyat
dibandingkan isi buku AISM sesuai kriteria yang dikonferensiperskan pak
Sekjen.
Itu semua adalah susunan kalimat sempurna yang terangkai dari beberapa
kata dengan makna yang bisa dipahami oleh kita semua tanpa kita harus
memperkosa dan meliarkan maknanya agar memcocoki hawa nafsunya.
Jika terhadap anak-anak TK
saja yang belum mampu mengangkat senjata, belum bisa merakit bom dan
belum tentu tahu apa arti kosa kata yang dibacanya itupun bapak sudah
menuntut AISM dilarang digunakan lalu bagaimana mungkin terhadap
orang-orang dewasa dengan sekian banyak anggota yang tersebar di seluruh
penjuru tanah air , yang mampu mengangkat beban beratnya senjata berat
dan senjata ringan, bom dan sejenisnya boleh dan bebas-bebas saja
diajarkan ajaran ekstremisme dan radikalisme sesuai kriteria yang telah
bapak gunakan untuk memvonis Wahabi?!”
Adakah radikalis ekstremis
hanya berlaku untuk memvonis orang lain sementara untuk dirinya sendiri
membolehkan radikal bebas diajarkan dan dinyanyikan sampai mati?!
Anggaplah ini sebagai salah
satu bantuan info A1 langsung dari sumber resminya yang diposting
sendiri oleh narasumbernya (berdasarkan data di situs tersebut) kepada
Pak Sekjen tanpa kami “meliarkan” pemaknaan kosa kata yang berdiri
sendiri tidak saling terkait menjadi sebuah (stabilo kuning) kalimat
untuk menjustifikasi tujuannya.
Bisa jadi para pembaca akan
menemukan rekaman suara atau video Mars GP. Anshor dinyanyikan, tetapi
jangan kaget jika ternyata yang menyanyikannya dengan memekikkan takbir
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Darah dan nyawa telah kuberikan…Syuhada
rebah Allahu Akbar itu ternyata adalah sekumpulan orang-orang Kristen
dari Paduan Suara Universitas Kristen Satya Wacana pada harlah GP.
Anshor yang ke-78 di Stadion Manahan Solo. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Gambar 18. Mars GP. Anshor…
Takbir Allahu Akbar – Allahu Akbar dipekikkan oleh orang-orang Nashara
dari paduan suara Suara Universitas Kristen Satya Wacana.
Kita tunggu press rilis Pak
Sekjen berikutnya, benarkah beliau masih konsisten anti-radikalis anti
ekstremisme menyikapi isi beranda rumahnya?! Ataukah beliau cuma sebatas
memiliki kemampuan (memaksa) merangkai kata-kata dengan stabilo untuk
memfitnah pihak lain? Allahul musta’an.
Catatan kecil:
Jika Pak Sekjen bertanya kepada kami, menurut kamu sendiri apakah Mars
GP. Anshor dan Mars Banser mengandung upaya cuci otak kepada orang
dewasa untuk menanamkan pemahaman radikal ekstrem kepada anggotanya
sebagaimana saya telah memvonis buku AISM:
“sahid di medan jihad. Selain itu, ada kalimat dan kata-kata yang
mengandung ekstremisme seperti ‘rela mati bela agama’, ‘bila agama kita
dihina kita tiada rela’.
Tentu saja kami jawab tanpa ragu,
Apakah kami akan ikut-ikutan latah tergiur bersikap ambisius,
tendensius, apriori, fitnah bombastis, politis dan kekanak-kanakan
dengan menuding itu adalah ajaran radikalis ekstremis? Apakah karena
kami tidak sependapat dengan anda lalu dienul Islam menghalalkan untuk
melemparkan fitnah keji dan kedustaan kepada muslim yang lainnya?!?!
Tentu tidak wahai pak Sekjen! Haram hukumnya memfitnah.
Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديثِ
“Jauhilah prasangka, karena prasangka (menuduh tanpa dasar) itu adalah sedusta–dusta perkataan….”
وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ
“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”
هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
“yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah”
Adakah setelah Allah dan
Rasul-Nya memerintahkan untuk menjauhinya lalu seorang muslim yang taat
dan mengharapkan ridha dan jannah-Nya malah memungutnya dan menunggangi
hawa nafsunya untuk menjatuhkan muslim yang lainnya?! Na’udzubillahi min dzalik.
Bagaimana dikatakan kalimat
“Relakan kami pergi berjuang… Majulah ayo maju serba serbu (serbu)…
Walau darah menetes di medan perang… Maju ayo maju ayo terus maju…
Singkirkanlah dia dia dia… Kikis habislah mereka…. Musuh agama dan
ulama… Demi agama ku rela berkorban…Darah dan nyawa telah
kuberikan…Syuhada rebah Allahu Akbar….Teruskanlah perjuangan Demi agama
ku rela berkorban” dicap radikal ekstrem? Bahkan itu adalah kewajiban
setiap muslim. Allahu a’lam.
BERSAMBUNG IN SYA ALLAH
Artikel terkait:
Sumber : http://tukpencarialhaq.com/2016/01/25/gelora-fitnah-sekjen-gp-anshor-adung-abdurrohman-yang-didustakan-oleh-bukti-dan-kenyataan-bag-2/#more-11034
Tidak ada komentar:
Posting Komentar