[BANTAHAN JILID 3]>>GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (Bag.3)

GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (Bag.3)


Bismillahirrohmanirrohim. o
gelora fitnah sekjen gp anshor 3

GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (ANTARA KRITIKAN TERHADAP SEBUAH BUKU DENGAN AMBISI BOOMBASTIS MENGUNDANG MASS MEDIA HANYA UNTUK MENUDUH BERDASARKAN DUGAAN DENGAN DATA KADALUARSA EMPATBELAS TAHUN YANG LALU)

Bag.3

6. KETIKA SANG PAHLAWAN KESIANGAN ADUNG ABDURROHMAN BERDIRI DI DEPAN CERMIN BUKTI YANG MENYINGKAP KEDUSTAAN FITNAHAN KEJINYA
Bukti Pertama, USTADZ AYIP SYAFRUDIN (PENYUNTING SEKALIGUS SUAMI PENULIS) BUKU ANAK ISLAM SUKA MEMBACA (AISM), SEJAK EMPAT TAHUN YANG LALU (2012) TELAH MEMPERINGATKAN UMAT DARI MODUS AKSI TEROR OLEH TERORIS KHAWARIJ ANJING-ANJING NERAKA BOM THAMRIN 2016
Berikut ini adalah nukilan dari makalah yang ditulis oleh Ustadz Ayip Syafrudin yang ditampilkan di dalam majalah Asy Syariah No.86/VIII/1432H/2012 berjudul Bahaya Laten Terorisme yang kemudian diposting di situs resminya pada tanggal 14 bulan Mei  2013.
Nukilan:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (al- Ahzab: 58)
Sisi yang lain, seorang muslim hendaknya tidak tertipu melihat tampilan para teroris mengenakan jubah, berjenggot dan kepala dibebat imamah (surban).
Jangan ada anggapan sedikit pun dengan atribut keIslaman yang lekat di tubuh mereka bahwa mereka para teroris adalah mujahid sejati.
Ketahuilah, penampilan mereka berjubah, berjenggot, dan mengenakan imamah atau peci putih mereka lakukan setelah mereka dijebloskan ke dalam penjara.
Screenshot situs majalah Asy Syariah yang memposting artikel
Gambar 19. Screenshot situs majalah Asy Syariah yang memposting artikel tersebut.
Saat mereka melakukan aksi teror di tengah-tengah masyarakat, tak sedikit pun ada keberanian untuk menampilkan syiar-syiar keIslaman. Tak sedikit dari mereka yang mengenakan celana, kaos oblong, atau kemeja dengan jenggot dicukur habis, sementara topi pet ada di atas kepala. Ini semua dilakukan untuk mengelabui aparat keamanan.
Gambar 20. Modus teroris bom Thamrin (2016) telah diperingatkan oleh Ustadz Ayip Syafrudin pada tahun 2012; mengenakan celana (jeans), kaos oblong, atau kemeja dengan jenggot dicukur habis, sementara topi pet ada di atas kepala.
Mereka meneriakkan diri sebagai mujahid yang hendak menegakkan syariat Islam, sementara syiar keIslaman tak berani mereka tampakkan pada diri mereka.
Aparat  keamanan lebih mereka takuti daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka tinggalkan Sunnah Rasul-Nya untuk menghilangkan jejak dan agar tidak teridentifikasi aparat keamanan. Allahu musta’an.
Tampak betapa kacau prinsip yang ada di dada mereka.
Jelas, mereka bukan mujahidin sejati, bukan pejuang umat yang berada di atas landasan keIslaman. Lebih tepat dikatakan MEREKA ADALAH TERORIS, pembuat tindakan anarkis dan kekacauan di tengah-tengah umat.
Pantas apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut mereka anjing-anjing neraka.
كِلَابُ النَّارِ، كِلَابُ النَّارِ، كِلَابُ النَّارِ، هَؤُلَاءِ شَرُّ قَتْلَى قُتِلُوا تَحْتَ أَدِيم السَّمَاءِ، وَخَيْرُ قَتْلَى قُتِلُوا تَحْتَ أَدِيم السَّمَاءِ الَّذِينَ قَتَلَهُمْ هَؤُلَاءِ
“Anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka. Mereka ini (kaum Khawarij Azariqah) sejelek-jelek orang yang dibunuh di bawah kolong langit. Dan sebaik-baik orang yang terbunuh di bawah kolong langit adalah orang-orang yang dibunuh oleh mereka (Khawarij Azariqah).” (al-Jami’ ash-Shahih, 1/201)
Kemudian cermati buku-buku atau kitab-kitab yang dikaji, dibaca dan dijadikan rujukan dalam bersikap, bertindak, beramal, dan berucap. Manakala buku atau kitab yang dijadikan pegangan melegalkan anarkisme, terorisme, mendorong untuk melakukan kemaksiatan, bid’ah, dan penyimpangan syar’i lainnya, akan semakin tampak arah kecenderungannya dalam beragama.
Di antara buku atau kitab yang berbahaya adalah tulisan Sayid Quthb, Salman al-Audah, Hasan al-Bana, Said Hawa, Fathi Yakan, Abu Muhammad al-Maqdisi (yang dijebloskan ke penjara di Jordania), dan Abdul Qadir bin Abdul Aziz alias Dr. Fadhl alias Sayid Imam Abdul Aziz asy-Syarif (dipenjara seumur hidup di Mesir atas perannya dalam kelompok Islamic Jihad, dia adalah teman sekolah dan sahabat Aiman azh-Zhawahiri, pentolan al-Qaeda Usamah bin Ladin), serta buku-buku yang diterbitkan oleh jaringan teroris Khawarij. Seseorang yang memiliki kecenderungan kepada al-haq akan menghindari buku-buku semacam itu. Dia akan mengikuti bimbingan salafus saleh.
…..
Setelah aksi-aksi teror mereka diberangus aparat keamanan, kini mereka menerapkan strategi baru. Keberadaan pondok pesantren yang masuk dalam jaringan mereka, diberdayakan untuk kaderisasi. Kader-kader muda yang telah disusupi paham-paham Khawarij dibekali pula dengan pelatihan berbau militer. Tujuannya menyiapkan pejuang-pejuang untuk “jihad”, yaitu melakukan aksi teror, kekacauan, keonaran dengan dikemas bahasa jihad. Adapula dari mereka yang menyusup ke dalam badan amal usaha milik ormas tertentu. Mereka menggunakan fasilitas-fasilitas milik ormas tersebut untuk merekrut kader-kader baru.
Berikut bukti gambar Majalah Asy Syariah yang memuat makalah Ustadz Ayip tersebut.
Majalah Asy Syariah No.86
bahaya laten terorisme
bahaya laten terorisme2
Gambar 21. Majalah Asy Syariah No.86/VIII/1432H/2012, Mereka Adalah Teroris Anjing-Anjing Neraka, tulis Ustadz Ayip memperingatkan umat akan bahaya mereka.
Jika demikian halnya sikap tegas Ustadz Ayip Syafrudin dalam menghadapi dan memperingatkan umat dari bahayanya jaringan radikalis Anjing-Anjing Neraka Teroris Khawarij, tibalah gilirannya sekarang kita meminta data dimana bukti si tukang fitnah, Pahlawan Kesiangan Adung Abdurrohman telah memperingatkan umat dari bahaya mereka?! Hanyakah Tong Kosong Nyaring Bunyi (Fitnahan)nya ?!
Selengkapnya…
Kajian Utama  “Bahaya Laten Terorisme”
(1918 Views) Mei 14, 2013 12:08 am | Published by Redaksi
Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin
Menangkal aksi terorisme tak semata dengan tindak represif aparat keamanan. Bisa saja kelompok teroris itu telah ditangkap, dipenjara, bahkan dihukum mati. Namun, jangan tumbuh anggapan bahwa terorisme telah lenyap. Sang teroris generasi baru dengan kemampuan dan peralatan yang lebih strategis bisa melangsungkan aksinya sewaktu-waktu. Sebab, aksi teror akan senantiasa tumbuh dari masa ke masa, seiring dengan tumbuh kembangnya terorisme sebagai paham dan ideologi.
Walau para teroris sekarang ini telah dibungkam aparat keamanan, tetapi paham dan ideologinya tidak serta merta mati. Ideologi mereka akan terus bercokol di tengah masyarakat manakala umat tak dibekali kemampuan menolak melalui ilmu agama yang benar selaras pemahaman salafus saleh. Para pendahulu mereka (kelompok teroris) adalah orang-orang yang secara fisik menampakkan dirinya sebagai ahli ibadah. Ketika Abdullah bin al- ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma diutus untuk melakukan dialog dengan kelompok khawarij, beliau mengungkapkan keadaan mereka.
Beliau mengatakan bahwa kelompok Khawarij adalah orang-orang yang rajin beribadah. Mereka adalah orangorang yang kuat menunaikan shalat malam, puasa, dan tak peduli pada Bahaya Laten Terorisme pakaian yang dikenakannya. Pakaian mereka lusuh. Dahi mereka menghitam lantaran banyak sujud. Tangan-tangan mereka pun terasa kasar. Wajah mereka pucat karena seringnya beribadah di waktu malam. Itulah gambaran mereka, pendahulu kelompok teroris. Mereka memisahkan diri dari pemerintahan yang sah saat itu, yaitu Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Tak hanya itu, pemerintah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu pun dikafirkan dengan alasan tidak berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Konsentrasi pasukan mereka ditempatkan di satu wilayah yang disebut Harura’ (atau ada pula yang menyebutkan di daerah Nahrawan).
Karena itu, kelompok Khawarij ini disebut juga dengan Haruriyah, yaitu orang-orang yang menetap di Harura’. Walaupun jumlah mereka ribuan —dalam sebagian riwayat disebutkan 12.000 orang, ada yang menyebutkan lebih sedikit dari itu—, tetapi tak seorang pun sahabat Nabi n bersama mereka. Tak ada seorang pun ulama yang mendukung aksi mereka. Tidak ada dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Padahal para sahabat Muhajirin dan Anshar adalah orang-orang yang paling paham tentang al-Qur’an. Mereka lebih mengetahui tafsir al-Qur’an. Penyimpangan lainnya yang ada Mengapa Teroris Tak Pernah Habis pada mereka adalah menghalalkan darah kaum muslimin. Untuk melampiaskan keyakinan satu ini, kalangan Khawarij tak segan menghabisi nyawa kaum muslimin. Dari kalangan mereka, hadir pula manusia jahat yang membunuh para sahabat mulia. Di antara yang terbunuh adalah dua sahabat agung dan mulia, yaitu Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, ada tiga orang Khawarij yang bersekongkol membunuh tiga sahabat mulia. Abdurrahman bin Amr, dikenal dengan Ibnu Muljam al-Himyari, berencana membunuh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu; al-Burak bin Abdillah menyanggupi membunuh Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu; dan Amr bin Bakr siap membunuh Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhu . Ketiganya merencanakan aksi menghalalkan darah kaum muslimin. Abdurrahman bin Amr alias Ibnu Muljam al-Himyari melakukan provokasi. Kecemburuan terhadap kelompok korban Nahrawan dibangkitkan oleh Ibnu Muljam. Peristiwa Nahrawan pun diungkit. Mereka mengenang saat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memerangi teman-teman mereka di Nahrawan. Tak sedikit yang terbunuh di antara mereka.
Akhirnya, dengan lantang mereka berucap, “Apa yang akan kita perbuat setelah kematian teman-teman kita? Teman-teman kita yang terbunuh adalah manusia terbaik. Mereka adalah orang-orang yang banyak melakukan shalat. Mereka menyeru kepada Rabbnya. Tak pernah merasa takut walaupun manusia lain mencercanya. Kami telah menjual jiwa-jiwa kami. Para pemimpin sesat itu akan kami datangi. Kami akan bunuh mereka. Kami akan bebaskan negeri-negeri dari cengkeraman mereka. Kami akan membalas kematian temanteman kami.” Ibnu Muljam lantas berkata, “Saya akan membunuh Ali.”Al-Burak bin Abdillah menyertai dan berucap, “Saya akan habisi Mu’awiyah bin Abi Sufyan.” Amr bin Bakr kemudian angkat bicara, “Saya akan libas Amr bin al-Ash.” Mereka saling berjanji, berikrar setia, dan saling memercayai. Mereka tak akan sekali-kali mundur dari rencana ini. Tekad mereka adalah membunuh atau dibunuh. Api telah berkobar, tak mungkin untuk dipadamkan lagi.
Amarah telah memuncak, tak mungkin untuk diredam lagi. Hawa nafsu telah merasuk. Hati telah dipenuhi oleh kebencian membusuk. Dendam telah membara di atas dasar kebatilan. Barbar! Masuk bulan Ramadhan, malam Jumat, malam ketujuh belas. “Malam ini adalah malam untuk menunaikan janjiku terhadap para sahabatku,” kata Ibnu Muljam. Untuk melancarkan aksi terornya, Ibnu Muljam ditemani oleh dua orang, yaitu Wardan dan Syabib bin Bajarah al-Asyja’i al-Haruri. Seraya membawa pedang, ketiganya bersiaga. Mereka mengambil posisi menghadap pintu rumah tempat Ali bin Abi Thalib keluar. Saat yang dinanti tiba. Ali keluar dari pintu rumah itu. Sontak, serangan bertubi-tubi menghantam tubuhnya. Pedang yang berada di tangan Syabib berkelebat, mengenai bagian leher Ali bin Abi Thalib.
Selang tak berapa lama, giliran pedang Ibnu Muljam menebas bagian samping atas kepala. Darah pun bersimbah, mengucur membasahi janggut Ali. Saat melayangkan pedangnya, Ibnu Muljam berucap, “La hukma illa lillah (tiada hukum kecuali milik Allah). Tidak ada bagimu Ali, tidak ada pula bagi para sahabatmu.” Sejarah telah ditulis dengan darah. Tak akan lekang dalam ingatan kaum muslimin atas tindakan barbar kaum teroris Khawarij. Mereka telah berani menumpahkan darah para sahabat mulia. Mereka telah lancang sebagaimana pendahulunya yang bersikap lancang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Dzul Kuwaishirah mengucapkan, “Berbuat adillah, wahai Rasulullah!” Saat itu, Rasulullah n membagi sesuatu kepada para sahabat. Inilah karakter kaum Khawarij, melawan penguasa atau mencelanya. Apabila kita mencermati keadaan orang-orang Khawarij terdahulu, ternyata mereka adalah orang-orang yang rajin beribadah. Namun, kerajinan ibadah yang mereka lakukan tidak diiringi oleh pemahaman yang benar mengenai ibadah. Landasan ibadah kaum Khawarij hanyalah al-khauf, rasa takut. Ibadah yang mereka tunaikan tidak diiringi dengan raja’ (mengharap) dan mahabbah (cinta).
Hanya saja, secara lahir tergambar betapa mereka adalah kaum yang tekun beribadah. Setelah Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma melakukan dialog dengan mereka, sebagian mereka bertobat. Sebagian lainnya tetap dengan pemahamannya, lalu diperangi oleh pemerintah Ali bin Abi Thalib. Apakah tindakan Ali bin Abi Thalib memerangi sebagian pengikut Khawarij yang tidak mau bertobat dianggap memerangi sesama muslim? Tentu tidak. Walau secara lahir mereka menampakkan amaliah sebagaimana kaum muslimin lainnya, namun di balik itu semua mereka memiliki keyakinan sesat. Keyakinan yang tak semata-mata akan merusak tatanan sosial masyarakat (dalam bentuk pembunuhan, perampasan hak, dan kekacauan). Lebih dari itu, keyakinankeyakinan sesat mereka akan merusak ajaran Islam.
Kemuliaan Islam akan dihancurkan. Ajaran Islam yang penuh rahmah akan dicemari sehingga wajah Islam coreng-moreng. Islam diidentikkan dengan teror. Kaum muslimin yang dengan ikhlas dan benar-benar mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam secara lahir tampak mirip, disamakan dengan kaum barbar yang tak beradab. Bisa jadi, amaliah secara lahir tampak sama, atribut yang dikenakan juga persis. Akan tetapi, keyakinan yang mendasari sikap dan perbuatan tidak bisa disamakan. Kaum teroris di masa sekarang mengusung nama sebagai pejuang dan pembela Islam serta kaum muslimin.
Namun, itu hanya pengakuan sendiri secara sepihak. Sebab, tindakan mereka di tengah-tengah umat Islam menampakkan wajah aslinya. Apa yang selama ini mereka perbuat mencerminkan keyakinan yang batil. Klaim sebagai mujahid (pejuang) dan pembela Islam tak pantas disematkan kepada mereka. Sebab, pada kenyataannya perjuangan dan amaliah mereka di atas kebatilan. Jubah, sorban boleh sama. Jenggot dan pakaian di atas mata kaki juga boleh sama. Tetapi, keyakinan yang tersimpan di hati tidak bisa disamakan. Itu semua akan tampak dari ucapan, perilaku, dan amaliah lainnya. Pemahaman yang mereka usung akan tampak dari perbuatannya yang tak terbimbing salafus saleh. Tindakan-tindakan anarkis yang mereka lakukan bukan cerminan dari ajaran Islam nan luhur.
Bahkan, bukan pula cerminan dari ajaran jihad yang mulia sebagaimana diajarkan oleh salafus saleh. Jihad yang diajarkan oleh salafus saleh, di antaranya harus dilakukan bersama penguasa. Hal ini dituntunkan oleh al- Imam al-Barbahari rahimahullah dan para imam lainnya bahwa, “Haji dan berperang dilaksanakan bersama pemerintah kaum muslimin (penguasa) akan senantiasa berlangsung (hingga akhir kiamat).” (Syarhus Sunnah. Pernyataan serupa dari para imam lain bisa dilihat pada majalah Asy-Syariah edisi 48)
Cara Identifikasi Teroris
Di antara cara mengidentifikasi seseorang yang berjubah, berjenggot, berpakaian di atas mata kaki, dan berkopiah putih atau bersorban, apakah termasuk jaringan sesat atau tidak, lihatlah teman seiring dalam beraktivitas dan mengaji ilmu agama. Sebab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang tergantung atas agama temannya. Maka dari itu, perhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” (lihat ash-Shahihah no. 927)
Saat al-Imam Sufyan ats-Tsauri tiba di Bashrah, beliau melihat kedudukan ar-Rabi’ bin Shubaih di tengah-tengah umat. Lantas beliau bertanya tentang mazhab (pemahaman) agama ar-Rabi’. Jawab mereka, “Tiada lain mazhabnya adalah as-Sunnah.”
Al-Imam Sufyan bertanya, “Siapa temannya?” Orang-orang menjawab, “Orang-orang Qadariyah (yang ingkar terhadap takdir).” Kata al-Imam Sufyan ats-Tsauri, “Kalau begitu, dia seorang qadari.” (al-Ibanah, Ibnu Baththah. Lihat Ijma’ul Ulama ‘ala al-Hajr wa at-Tahdzir min Ahli al-Ahwa’, asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri, hlm. 106)
Kemudian cermati buku-buku atau kitab-kitab yang dikaji, dibaca dan dijadikan rujukan dalam bersikap, bertindak, beramal, dan berucap. Manakala buku atau kitab yang dijadikan pegangan melegalkan anarkisme, terorisme, mendorong untuk melakukan kemaksiatan, bid’ah, dan penyimpangan syar’i lainnya, akan semakin tampak arah kecenderungannya dalam beragama. Di antara buku atau kitab yang berbahaya adalah tulisan Sayid Quthb, Salman al-Audah, Hasan al-Bana, Said Hawa, Fathi Yakan, Abu Muhammad al-Maqdisi (yang dijebloskan ke penjara di Jordania), dan Abdul Qadir bin Abdul Aziz alias Dr. Fadhl alias Sayid Imam Abdul Aziz asy-Syarif (dipenjara seumur hidup di Mesir atas perannya dalam kelompok Islamic Jihad, dia adalah teman sekolah dan sahabat Aiman azh-Zhawahiri, pentolan al-Qaeda Usamah bin Ladin), serta buku-buku yang diterbitkan oleh jaringan teroris Khawarij. Seseorang yang memiliki kecenderungan kepada al-haq akan menghindari buku-buku semacam itu. Dia akan mengikuti bimbingan salafus saleh.
Dinukil oleh al-‘Allamah Ibnu Muflih rahimahullah dalam al-Adabu asy-Syar’iyah, mengutip apa yang disebutkan oleh asy- Syaikh Muwaffiquddin rahimahullah bahwa salaf melarang bermajelis dengan ahli bid’ah, memerhatikan buku-buku mereka dan mendengarkan perkataannya. (Ijma’ul Ulama’, hlm. 69)
Untuk mengokohkan identifikasi, “Seseorang tergantung atas agama temannya. Maka dari itu, perhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” berikutnya telusurilah kepada siapa dia mengambil pemahaman agamanya. Dari sanalah akan diperoleh kepastian siapa sesungguhnya sosok berjenggot, berjubah di atas mata kaki, dan berkopiah putih tersebut. Sebab, bagi orang yang benar benar belajar Islam secara baik dan benar, tak semudah itu duduk bersimpuh di depan guru. Dia harus mengetahui jati diri dan paham apa yang dianut oleh gurunya. Muhammad bin Sirin rahimahullah pernah menyatakan,
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِيْنٌ فَانْظُرُو عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka dari itu, perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” (Muqqadimah Shahih)
Nasihat emas Muhammad bin Sirin rahimahullah di atas adalah pegangan untuk tidak meremehkan penentuan sumber pengambilan Islam. Betapa banyak kaum muslimin yang memiliki pemahaman menyimpang karena keliru menentukan sumber rujukan. Bisa saja yang diajarkan adalah al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi saat orang yang dijadikan rujukan itu menafsirkan tidak berdasar pada bimbingan salaf, terjadilah penyimpangan. Betapa mengambil dan menerima ilmu agama haruslah dari orang yang adil dan terpercaya, yaitu para ulama Ahlus Sunnah. Tidak kepada setiap orang hati dan pendengaran ini diserahkan. Ini semua dalam rangka menepis penyimpangan dalam berislam agar Islam yang bersemi di hati berasal dari sumber yang benar.
Setelah memahami permasalahan ini, maka sangat tidak baik apabila menyamaratakan setiap orang berjenggot, berjubah, bercadar, berkopiah putih, atau sorban (imamah) adalah kelompok teroris. Sebagai seorang muslim, hendaknya bijak dalam menyikapi keadaan. Benar adanya, kalangan teroris mengenakan pakaian atau atribut lainnya yang sama dengan yang dikenakan kaum muslimin pada umumnya. Dalam beberapa hal yang mencocoki mereka, para ulama Ahlus Sunnah dijadikan rujukan. Karena itu, pantas apabila dalam mengenakan hal yang bersifat lahir yang melekat pada tubuh ada kesamaan dengan kaum muslimin lainnya.
Sebut saja salah seorang pelaku bom Bali, Imam Samudra. Dia mengambil fatwa para ulama Ahlus Sunnah berdasarkan seleranya. Terkait dengan urusan jilbab dan cadar, dia merasa lebih pas dengan fatwa ulama Saudi, meskipun ulama itu tak lepas dari cercaannya. Sementara itu, dalam masalah musik dan alat hiburan, dia mengambil fatwa asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani. Sekali lagi, tak mengherankan apabila para istri pelaku bom Bali dan orang-orang yang berada dalam jaringannya berpakaian sama dengan kalangan wanita Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Kata Imam Samudra, “Secara pribadi dan keluarga, dalam masalah berpakaian misalnya, jilbab atau hijab atau cadar, aku lebih setuju dan “pas” dengan fatwa para ulama Saudi Arabia, seperti Syaikh Bin Baz, Syaikh Shalih Utsaimin, Syaikh Hamud at-Tuwaijiri, dan lain-;lain. Dalam menyikapi dan menjaga diri beserta keluarga dari musik dan alat hiburan lainnya, selain berpegang pada syaikh Muhaddits Nashiruddin al- Albani, aku juga berpegang pada fatwa para ulama anggota Dewan Fatwa Saudi Arabia….”(Aku Melawan Teroris, hlm. 64. Lihat Mereka Adalah Teroris, hlm. 181 dan 554—555)
Menyikapi keadaan ini, hendaklah seorang muslim tidak tergesa-gesa memberi penilaian negatif terhadap orang-orang yang berjubah, bercadar, berjenggot, dan yang semakna dengan itu. Apalagi jika langsung menyamakan dan mengelompokkan setiap orang berjubah, berjenggot, atau wanita bercadar adalah bagian dari kelompok teroris. Sebab, sikap demikian bisa menimbulkan antipati terhadap ajaran Islam. Bagaimana pun juga, berjubah, berjenggot, atau wanita bercadar adalah bagian dari ketentuan syariat Islam. Tak bisa dimungkiri bahwa semua itu ada tuntunannya dalam Islam.
Faktor pendorong orang-orang untuk berpenampilan agamis adalah karena hal itu merupakan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, terlepas dari perbedaan pendapat ulama dalam hal cadar, apakah wajib atau sunnah. Semua itu tak ubahnya ajaran agama Islam semisal shalat, puasa, dan yang lainnya. Mereka para teroris Khawarij juga shalat dan puasa, bahkan bisa jadi lebih rajin dan semangat melakukannya. Lantas apakah kita akan menilai bahwa shalat dan puasa adalah ciri teroris? Tentu tidak demikian. Begitu pula masalah jenggot dan cadar. Maka dari itu, ingatlah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (al- Ahzab: 58)
Sisi yang lain, seorang muslim hendaknya tidak tertipu melihat tampilan para teroris mengenakan jubah, berjenggot dan kepala dibebat imamah (surban).
Jangan ada anggapan sedikit pun dengan atribut keIslaman yang lekat di tubuh mereka bahwa mereka para teroris adalah mujahid sejati.
Ketahuilah, penampilan mereka berjubah, berjenggot, dan mengenakan imamah atau peci putih mereka lakukan setelah mereka dijebloskan ke dalam penjara.
Saat mereka melakukan aksi teror di tengah-tengah masyarakat, tak sedikit pun ada keberanian untuk menampilkan syiar-syiar keIslaman. Tak sedikit dari mereka yang mengenakan celana, kaos oblong, atau kemeja dengan jenggot dicukur habis, sementara topi pet ada di atas kepala. Ini semua dilakukan untuk mengelabui aparat keamanan.
Mereka meneriakkan diri sebagai mujahid yang hendak menegakkan syariat Islam, sementara syiar keIslaman tak berani mereka tampakkan pada diri mereka.
Aparat keamanan lebih mereka takuti daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka tinggalkan Sunnah Rasul-Nya untuk menghilangkan jejak dan agar tidak teridentifikasi aparat keamanan. Allahu musta’an.
Tampak betapa kacau prinsip yang ada di dada mereka.
Jelas, mereka bukan mujahidin sejati, bukan pejuang umat yang berada di atas landasan keIslaman. Lebih tepat dikatakan MEREKA ADALAH TERORIS, pembuat tindakan anarkis dan kekacauan di tengah-tengah umat.
Pantas apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut mereka anjing-anjing neraka.
كِلَابُ النَّارِ، كِلَابُ النَّارِ، كِلَابُ النَّارِ، هَؤُلَاءِ شَرُّ قَتْلَى قُتِلُوا تَحْتَ أَدِيم السَّمَاءِ، وَخَيْرُ قَتْلَى قُتِلُوا تَحْتَ أَدِيم السَّمَاءِ الَّذِينَ قَتَلَهُمْ هَؤُلَاءِ
“Anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka. Mereka ini (kaum Khawarij Azariqah) sejelek-jelek orang yang dibunuh di bawah kolong langit. Dan sebaik-baik orang yang terbunuh di bawah kolong langit adalah orang-orang yang dibunuh oleh mereka (Khawarij Azariqah).” (al-Jami’ ash-Shahih, 1/201).
Kesamaan Khawarij dahulu dan sekarang adalah mengafirkan pemerintah kaum muslimin dan orang-orang yang mendukungnya, melakukan pemberontakan terhadap pemerintah kaum muslimin, menghalalkan darah dan harta kaum muslimin, serta membolehkan membunuh anak-anak muslimin. Inilah ideologi mereka. Ideologi mereka telah diwujudkan dalam berbagai aksi “berbau darah” di sepanjang perjalanan sejarah. Tindakan-tindakan mereka senantiasa dihiasi onar, kacau, dan kerusakan di muka bumi. Para sahabat  pun dibunuh, ditumpahkan darahnya.
Mereka jahil, tak berilmu, tak paham fikih dan syariat Islam lantaran mereka berseberangan dengan para ulama Ahlus Sunnah. Di tengah-tengah mereka tidak ada ulama. Mereka hanya memiliki semangat ibadah dan beramal, tetapi ditegakkan dengan emosi dan kebodohan. Tidak di atas landasan ilmu yang benar. Itulah Khawarij. (Mereka Adalah Teroris, hlm. 698—699)
Setelah aksi-aksi teror mereka diberangus aparat keamanan, kini mereka menerapkan strategi baru. Keberadaan pondok pesantren yang masuk dalam jaringan mereka, diberdayakan untuk kaderisasi. Kader-kader muda yang telah disusupi paham-paham Khawarij dibekali pula dengan pelatihan berbau militer. Tujuannya menyiapkan pejuang-pejuang untuk “jihad”, yaitu melakukan aksi teror, kekacauan, keonaran dengan dikemas bahasa jihad. Adapula dari mereka yang menyusup ke dalam badan amal usaha milik ormas tertentu. Mereka menggunakan fasilitas-fasilitas milik ormas tersebut untuk merekrut kader-kader baru.
Strategi lain yang mereka kembangkan adalah selalu melansir kata kunci “salaf” atau “ahlus sunnah” ke hadapan umat. Di sisi lain, mereka menghantam habis-habisan kaum muslimin–yang mereka bahasakan sebagai kelompok salafi. Tak sedikit buku-buku yang mereka terbitkan menyerang masyarakat yang benar-benar ingin mendakwahkan pemahaman Ahlus Sunnah yang selaras dengan apa yang diajarkan oleh salafus saleh. Dari masa ke masa, paham Khawarij terus menggelinding. Kaum muslimin hendaknya mewaspadai gerakan mereka. Keyakinan batil yang ada pada mereka akan terus ditularkan ke tubuh umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلَامِ، يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَأُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
“Pada akhir zaman akan keluar satu kaum yang muda belia usianya, pendek akalnya. Mereka mengatakansebaik-baik ucapan manusia. Mereka membaca al-Qur’an, tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka lepas (melesat keluar) dari agama seperti melesatnya anak panah dari (tubuh) buruannya.” ( HR. al-Bukhari no. 3611 dan Muslim no. 1066)
Mereka rajin membaca al-Qur’an, tetapi tidak bisa memahami dengan benar ayat-ayat yang mereka baca. Akibatnya, apa yang mereka baca tak bisa menembus hati. Secara bertahap mereka tergiring untuk keluar dari ketentuanketentuan Islam. Mereka terjatuh pada kebid’ahan dalam keadaan merasa yakin di atas kebenaran, yakin kalau sedang memperjuangkan Islam. Itulah kebodohan mereka. Sebab, sesungguhnya akal mereka itu dangkal.
Wallahu a’lam.
Bukti gambar selengkapnya makalah ustadz Ayip Syafrudin yang dimuat di majalah Asy Syariah:
1
2
3
4
5
6
Believe itor not, demikianlah orang yang menjadi tertuduh terlibat dalam jaringan radikal di sisi Sekjen GP. Anshor Adung Abdurrohman yakni dai Ahlussunnah yang justru memperingatkan umat dari bahayanya pemahaman radikal ekstrem  takfiri khawarij teroris Imam Samudra, Usamah bin Laden, Sayid Quthb, Salman al-Audah, Hasan al-Bana, Said Hawa, Fathi Yakan, Abu Muhammad al-Maqdisi (yang dijebloskan ke penjara di Jordania), dan Abdul Qadir bin Abdul Aziz alias Dr. Fadhl alias Sayid Imam Abdul Aziz asy-Syarif (dipenjara seumur hidup di Mesir atas perannya dalam kelompok Islamic Jihad yang dia ini adalah teman sekolah dan sahabat Aiman azh-Zhawahiri pimpinan tertinggi kelompok teroris Al Qaeda setelah matinya Usamah bin Laden. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Hikmah yang bisa kita petik dari mushibah ini…
Jika bukan karena dijilat api Takkan dikenal wangi aroma gahru Jika bukan karena  Adung Abdurrahman melemparkan fitnah yang keji Takkan dikenal siapa yang jujur anti radikal dari si penipu Walhamdulillah.
BERSAMBUNG IN SYA ALLAH
Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com
Sumber : www.tukpencarialhaq.com

Tema : Menangkal Radikalisme yang Membahayakan Agama & NKRI




Menangkal Radikalisme yang Membahayakan Agama & NKRI




9. MUARO BUNGO  – JAMBI
Sabtu-Ahad , 14-15 Dzulqa’dah 1436 H/ 29-30 Agustus 2015 || Al Ustadz Abu Mu’awiyah Askari حفظه الله تعالى 
Menangkal Radikalisme yang Membahayakan Agama & NKRI

Sesi 1 ~ Download Audio di Sini
Sesi 2 ~ Download Audio di Sini
Sesi 3 ~ Download Audio di Sini
Sesi 4 ~ Download Audio di Sini

www.salafyciampeabogor.blogspot.com

>>BENARKAH ORANG-ORANG YANG SEMANGAT MENJALANKAN AGAMA ADALAH TERORIS


BENARKAH ORANG-ORANG YANG SEMANGAT MENJALANKAN AGAMA ADALAH
TERORIS
Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
| | |
Pertanyaan:
  Telah banyak pembicaraan tentang berbagai peristiwa (penyerangan terhadap
aparat pemerintah, pengeboman, penculikan dan semisalnya atas nama jihad dan Islam –
pent) akhir-akhir ini melalui berbagai media yang mengaitkan dengan orang-orang yang
istiqamah dan menuduh mereka sebagai teroris, juga sebagian orang tua ada yang
menekan anak-anak mereka yang istiqamah dengan dalih khawatir mereka akan menjadi
teroris. Maka bagaimana bimbingan Anda menyikapi hal-hal ini?
Jawaban:
  Yang terjadi tidak diragukan lagi bahwa semua itu merupakan tindakan terorisme
dan tidak ada seorang pun yang bisa membantah dengan mengatakan bahwa hal ini bukan
tindakan terorisme, kita berlindung kepada Allah darinya. Hanya saja, mengaitkannya
dengan orang-orang yang semangat menjalankan agama maka ini yang tidak boleh.
Pernyataan semacam ini tidak akan dilontarkan kecuali oleh orang munafik (yang pura-pura
masuk Islam padahal di hatinya kafir dan berusaha menghancurkan Islam dari dalam –pent).
Orang-orang yang berpegang teguh dengan agama mereka bukanlah orang-orang yang
suka melakukan tindakan terorisme, walhamdulillah. Bahkan mereka adalah orang-orang
yang mencintai dan berusaha melakukan kebaikan dan perbaikan serta perdamaian. Dan
tidak ada yang melakukan perbuatan-perbuatan yang baik ini kecuali orang-orang yang
semangat menjalankan agama. Orang-orang yang berpegang teguh dengan agama tidak
akan melakukan tindakan-tindakan yang sesat dan jahat tersebut.
  Adapun sikap para orang tua yang mengkhawatirkan anak-anak mereka maka
memang wajib atas seseorang untuk mengkhawatirkan anak-anaknya dan harus selalu
mengawasi mereka, jangan menelantarkan mereka, dan jangan membiarkan mereka pergi
bersama si fulan dan fulan yang tidak jelas agamanya. Karena bisa jadi di sana ada
pemikiran-pemikiran yang sesat dan menyimpang serta ajakan-ajakan yang bathil sehingga
bisa menjerat anak-anak tersebut dan menipu mereka. Jadi wajib atas para wali yang
memiliki anak-anak untuk selalu mengontrol dan menjaga mereka, dan jangan membiarkan
anak-anak muda tersebut di jalanan atau pergi ke negara lain. Apa yang akan kita raih
dengan perginya anak-anak kaum Muslimin ke negara-negara lain?! Mereka hanya akan
kembali kepada kita dengan membawa sifat yang sangat buruk ini, yaitu mengkafirkan kaum
Muslimin dan membunuh kaum Muslimin. Hal itu terjadi karena mereka ditelantarkan dan
dibiarkan bebas tanpa pengawasan sehingga mereka ditelan berbagai keburukan yang
menyeret mereka kepada pemikiran-pemikiran yang jahat ini. Akibatnya mereka kembali
hanya untuk menghancurkan dan berbuat kerusakan di negeri-negeri Kaum Muslimin. Laa
haula wa laa quwwata illa billah. Maka wajib atas para orang tua atau wali untuk menjaga
dan mengawasi anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya.
Sumber artikel: Al-Ijaabaat Al-Muhimmah Fil Masyaakilil Mudlahimah, hal. 211
pertanyaan no 179

>>>>APAKAH TITEL CUKUP SEBAGAI SYARAT UNTUK BERDAKWAH Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah


 >>APAKAH TITEL CUKUP SEBAGAI SYARAT UNTUK BERDAKWAH 

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah
| | |
Pertanyaan:    Apakah seseorang yang ingin mengajarkan perkara-perkara agama kepada manusia
cukup baginya dengan titel universitas yang dia sandang, ataukah harus ada tazkiyah
(rekomendasi) dari para ulama? 


Jawaban:  


Harus memiliki ilmu, tidak semua orang yang menyandang titel menjadi ulama.
Harus memiliki ilmu dan kefakihan dalam agama Allah. Semata-mata titel tidaklah
menunjukkan ilmu, karena terkadang seseorang memiliki titel padahal dia termasuk manusia
yang paling bodoh. Sebaliknya terkadang seseorang tidak memiliki titel namun dia termasuk
manusia yang paling berilmu. Apakah Asy-Syaikh Ibnu Baz memiliki titel?! Demikian juga
Asy-Syaikh Ibnu Ibrahim dan Asy-Syaikh Ibnu Humaid?! Apakah mereka memiliki titel?!
Walaupun demikian mereka menjadi para imam di masa ini. Jadi yang terpenting adalah
membicarakan apakah ilmu dan kefakihan itu ada pada seseorang. Bukan tentang titel atau
ijazah atau tazkiyah, ini semua tidak teranggap. Dan fakta nanti yang akan menyingkap
keadaan seseorang. Jika ada sebuah masalah atau muncul sebuah bencana, ketika itulah
akan nampak siapa yang benar-benar seorang ulama dan mana orang yang sok berilmu
dan jahil.”
Sumber artikel: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=114719

[BANTAHAN JILID 2]>>GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (Bag.2)

GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (Bag.2)

Bismillahirrohmanirrohim. o
gelora fitnah sekjen gp anshor 2

GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (ANTARA KRITIKAN TERHADAP SEBUAH BUKU DENGAN AMBISI BOOMBASTIS MENGUNDANG MASS MEDIA HANYA UNTUK MENUDUH BERDASARKAN DUGAAN DENGAN DATA KADALUARSA EMPATBELAS TAHUN YANG LALU)

Bag.2


5. Mari Sejenak Duduk di Dalam Beranda “Rumah” Pak Sekjen

Sebuah hasil wawancara Metro TV terkait tuduhan ambisius Ekstrimisme radikalis dirilis:

Nukilan:
“GP Ansor: Tarik Buku Berbau Ekstremisme dari Peredaran
Arga sumantri – 21 Januari 2016 11:34 wib

Metrotvnews.com, Depok: Buku pelajaran anak taman kanak-kanak berbau ajaran keagamaan ekstrem muncul di Depok. Buku ditemukan Gerakan Pemuda (GP) Ansor berdasarkan laporan orangtua salah satu murid TK, Selasa, 19 Januari.

GP Ansor menghendaki, pemerintah kota dan dinas terkait turun tangan menindaklanjuti beredarnya buku tersebut. Buku itu selaiknya ditarik dari peredaran.

“Karena ini mengandung dan menanamkan benih radikalisme di anak usia emas,” kata Sekjen GP Ansor Adung Abdurochman saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Kamis (21/1/2016).
Buku berbau ekstremis keagamaan ini dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul ‘Anak Islam Suka Membaca’. Di dalamnya terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme, di antaranya sabotase, gelora hati ke Saudi, bom dan sahid di medan jihad.

Selain itu, ada kalimat dan kata-kata yang mengandung ekstremisme seperti ‘rela mati bela agama’, ‘gegana ada di mana’, ‘bila agama kita dihina kita tiada rela’.

Menurut Adung, peredaran buku tersebut membahayakan. Sebab, istilah-istilah ekstrem yang ada di buku akan tertanam dan diingat anak hingga dewasa.-selesai penukilan –

http://m.metrotvnews.com/read/2016/01/21/472671

Lihatlah beberapa kosa kata atau kalimat yang ditemukannya untuk kemudian digunakan oleh bapak Sekjen GP. Anshor memvonis ekstremis radikalis terhadap si penulis buku, ada kalimat:

“sahid di medan jihad. Selain itu, ada kalimat dan kata-kata yang mengandung ekstremisme seperti ‘rela mati bela agama’, ‘bila agama kita dihina kita tiada rela’.

Kemudian Pak Sekjen menuntut, ” …pemerintah kota dan dinas terkait turun tangan menindaklanjuti beredarnya buku tersebut. Buku itu selaiknya ditarik dari peredaran.
“Karena ini mengandung dan menanamkan benih radikalisme di anak usia emas,” kata Sekjen GP Ansor Adung Abdurochman saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Kamis (21/1/2016).”

Baiklah,
Sekarang mari kita simak rangkaian kalimat di bawah ini terkait isi beranda rumah Pak Sekjen GP. Anshor dan kami berharap sangat agar pembaca bisa menggunakan akal sehatnya seilmiyah mungkin untuk membandingkan mana yang lebih parah nilai radikalis ekstremisnya sesuai kriteria yang dikonferensiperskannya.

Contoh Pertama,
Berikut ini adalah gambar logo Banser:

Gambar 11. logo Banser ada dua senjata tajam, belati dan celurit.

Keterangan:
Logo atau Lambang Banser berbentuk segi lima. Dengan warna dasar berwarna orange tua, di bagian dalam lambang terdapat gambar belati, celurit, sayap, logo ansor, dan tulisan BANSER secara jelas.
Url bukti:  http://www.dakwah.web.id/2015/07/animasi-bbm-lambang-banser-ansor.html

“Belati adalah sejenis senjata tajam yang fungsinya untuk menusuk atau menikam. Penggunaannya dapat dengan cara digenggam atau dilemparkan. Ukurannya dapat lebih kecil atau lebih besar daripada pisau.” https://id.m.wikipedia.org/wiki/Belati

Belati adalah sejenis senjata tajam

Gambar 12. Belati adalah sejenis senjata tajam yang fungsinya untuk menusuk atau menikam.

“Celurit menjadi senjata khas suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok. Senjata ini sudah melegenda sebagai senjata yang biasa digunakan oleh tokoh bernama Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukkan khodam, sejenis makhluk gaib yang menempati suatu benda, ke dalam celurit dengan cara merapalkan doa-doa sebelum carok.” https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sabit

sabit

Gambar 13. Celurit senjata tajam.

Kami bertanya kepada Pak Sekjen terkait keberadaan gambar senjata tajam belati dan celurit pada logo Banser tersebut.
Bedasarkan temuan di atas, apakah Banser dalam sekejap bisa dituding sebagai jaringan kelompok radikal ekstremis sehingga anda menuntut pemerintah agar melarang dan membubarkannya!? Silakan dijawab dengan kriteria yang sama yang anda gunakan untuk memvonis buku Anak Islam Suka Membaca. Allahul musta’an.

Kita masih di dalam beranda rumah Pak Sekjen….

Contoh Kedua,
Diantara kosa kata di dalam buku Anak Islam Suka Membaca (AISM) yang dijadikan dalih untuk memvonisnya terkait dengan jaringan radikal kelompok Solo yang mencuci otak anak-anak di usia emas adalah kata “jihad”. Sekarang mari kita saksikan bukti di bawah ini:

totalitas

Gambar 14. Totalitas mendirikan lembaga pendidikan yang menggelorakan paham radikalisme secara menyeluruh mulai dari tingkatan terkecil sampai dewasa!

Kami tanyakan kepada pak Sekjen, dengan cara apa anda menghukuminya penampakan nyata radikalisme ini?! Apakah anda akan menggunakan timbangan yang sama dengan cara anda membual tentang isi buku AISM berikut penulis dan penyuntingnya ataukah anda memiliki timbangan lentur yang bisa ditarik ulur sekehendak hawa nafsu anda? Allahul musta’an.

Contoh Ketiga,

Nukilan:

“Darah dan nyawa telah kuberikan Syuhada rebah Allahu Akbar
Kini bebas rantai ikatan
Negara jaya Islam yang benar
Berkibar tinggi panji gerakan
Iman di dada patriot perkasa
Ansor maju satu barisan Seribu rintangan patah semua Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim Makmur semua lenyap yang nista
Allahu Akbar – Allahu Akbar
Pajar baja gerakan kita
Bangkitlah bangkit putra pertiwi
Tiada gentar dada ke muka Bela agama bangsa negeri”

Lihatlah dan bacalah dengan seksama lirik di atas lalu bandingkan dengan beberapa kata kunci postingan Metro TV dan mass media lainnya sebagai dasar untuk menuduh secara dzalim buku Anak Islam Suka Membaca (AISM) sebagai buku cuci otak ekstremis radikalis “teroris”.

Kami ingin bertanya kepada Pak Sekjen, apakah pelarangan mengajarkan kata-kata yang mengandung “ekstremisme” hanya terbatas untuk anak-anak saja?
Adapun bagi orang-orang yang telah dewasa, yang telah berakal penuh, secara fisik dan kekuatan telah mampu memanggul senjata, memegang bom dan parang dsb dibolehkan untuk diajarkan, ditanamkan benih radikalisme dan dinyanyikan lirik yang “berbau ajaran keagamaan ekstrem” seperti yang anda katakan?!

fitnah kejinya

Gambar 15. Fitnah kejinya terus menggelinding liar menjadi buku pelajaran “teroris”. Na’udzubillah.

Iya, kami benar-benar sedang bertanya kepada anda agar anda menjawab secara jujur, adil, penuh semangat konferensi pers sebagai tokoh negarawan yang anti radikal tatkala temuan ajaran ekstrem dan ilmiyah untuk menghukumi Lirik Mars GP Ansor di atas sebagaimana anda meledakkan, memelintir, memfitnah dan mempolitisir secara bombastis isyu isi kosa kata di dalam buku AISM (Anak Islam Suka Membaca) yang disunting oleh ustadz Ayip Syafruddin hafizhahullah dan mengaitkannya dengan jaringan “teroris” radikal ekstrem.

Url bukti: http://ansorpurwakarta.blogspot.co.id/2013/05/blog-post.html

mars gp anshar berbau ekstrim

Gambar  16. Mars GP. Anshor “berbau ajaran keagamaan ekstrem”?! “Darah dan nyawa telah kuberikan…Syuhada rebah Allahu Akbar… Ansor maju satu barisan…. Seribu rintangan patah semua…. Seribu rintangan patah semua…. Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim….. Makmur semua lenyap yang nista… Tiada gentar dada ke muka… Bela agama bangsa negeri.

Contoh Keempat,
Kami akan menyodorkan contoh lainnya dari lirik yang berbau ajaran keagamaan “ekstrem” sebagaimana kriteria yang ditelevisikan kepada Metro TV oleh bapak Sekjen untuk menuduh dan memvonis pihak lain.

Nukilan:

“Izinkan ayah Izinkan ibu
Relakan kami pergi berjuang
Dibawah kibaran bendera NU
Majulah ayo maju serba serbu (serbu)

Tidak kembali pulang
Sebelum kita yang menang
⇒Walau darah menetes di medan perang
Demi agama ku rela berkorban Maju ayo maju ayo terus maju Singkirkanlah dia dia dia Kikis habislah mereka Musuh agama dan ulama

Wahai barisan Ansor serbaguna
Dimana engkau berada (disini)
Teruskanlah perjuangan
Demi agama ku rela berkorban

Sebagaimana sebelumnya, sesungguhnya kami hanyalah berharap bapak bisa memvonis dengan timbangan yang sama persis Mars Banser di atas sebagaimana bapak telah menimbang dan memvonis Wahabisme: “Pimpinan pusat GP Ansor mengawatirkan paham radikalisasi telah menyebar luas ketingkat anak-anak usia dini melalui buku beraliran wahabisme di sekolah.” http://m.detik.com/news/foto-news/3122890/ansor-kecam-buku-bacaan-anak/2#detailfoto

relakan kami pergi berjuang

Gambar 17. Relakan kami pergi berjuang… Majulah ayo maju serba serbu (serbu)… Walau darah menetes di medan perang… Maju ayo maju ayo terus maju… Singkirkanlah dia dia dia… Kikis habislah mereka…. Musuh agama dan ulama… Demi agama ku rela berkorban.

Jika beliau, pak Sekjen tidak mampu dan tidak mau (dan inilah keyakinan kami!) menghukumi Mars GP. Anshor dan Mars Banser sebagaimana memvonis, memolitisir dan mempress riliskan temuan besarnya keterkaitan penulis AISM dengan kelompok jaringan radikal ekstrem HANYA KARENA KEBERADAAN kata “jihad, rela mati bela agama, bila agama kita dihina kita tiada rela” di buku AISM maka yakinlah anda sekalian tanpa harus ragu sedikitpun bahwa vonis dan opini yang beliau sebarluaskan terkait Salafy Wahabi Saudi terlibat jaringan Radikalis Ekstremis benar-benar adalah vonis dusta, fitnah keji dan mengada-ada yang dilandasi oleh kebencian yang luarbiasa tanpa didukung oleh secuilpun bukti dan fakta yang nyata.

Bankan lihatlah wahai saudaraku sekalian nampak jelas Mars Banser dan Mars GP. Anshor mengandung muatan radikalis ekstremis yang jauh lebih dahsyat dibandingkan isi buku AISM sesuai kriteria yang dikonferensiperskan pak Sekjen.
Itu semua adalah susunan kalimat sempurna yang terangkai dari beberapa kata dengan makna yang bisa dipahami oleh kita semua tanpa kita harus memperkosa dan meliarkan maknanya agar memcocoki hawa nafsunya.

Jika terhadap anak-anak TK saja yang belum mampu mengangkat senjata, belum bisa merakit bom dan belum tentu tahu apa arti kosa kata yang dibacanya itupun bapak sudah menuntut AISM dilarang digunakan lalu bagaimana mungkin terhadap orang-orang dewasa dengan sekian banyak anggota yang tersebar di seluruh penjuru tanah air , yang mampu mengangkat beban beratnya senjata berat dan senjata ringan, bom dan sejenisnya boleh dan bebas-bebas saja diajarkan ajaran ekstremisme dan radikalisme sesuai kriteria yang telah bapak gunakan untuk memvonis Wahabi?!”

Adakah radikalis ekstremis hanya berlaku untuk memvonis orang lain sementara untuk dirinya sendiri membolehkan radikal bebas diajarkan dan dinyanyikan sampai mati?!

Anggaplah ini sebagai salah satu bantuan info A1 langsung dari sumber resminya yang diposting sendiri oleh narasumbernya (berdasarkan data di situs tersebut) kepada Pak Sekjen tanpa kami “meliarkan” pemaknaan kosa kata yang berdiri sendiri tidak saling terkait menjadi sebuah (stabilo kuning) kalimat untuk menjustifikasi tujuannya.

Bisa jadi para pembaca akan menemukan rekaman suara atau video Mars GP. Anshor dinyanyikan, tetapi jangan kaget jika ternyata yang menyanyikannya dengan memekikkan takbir Allahu Akbar… Allahu Akbar… Darah dan nyawa telah kuberikan…Syuhada rebah Allahu Akbar itu ternyata adalah sekumpulan orang-orang Kristen dari Paduan Suara Universitas Kristen Satya Wacana pada harlah GP. Anshor yang ke-78 di Stadion Manahan Solo. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Mars GP. Anshor... Takbir Allahu Akbar bersama nashara

Gambar 18. Mars GP. Anshor… Takbir Allahu Akbar – Allahu Akbar dipekikkan oleh orang-orang Nashara dari paduan suara Suara Universitas Kristen Satya Wacana.

Kita tunggu press rilis Pak Sekjen berikutnya, benarkah beliau masih konsisten anti-radikalis anti ekstremisme menyikapi isi beranda rumahnya?! Ataukah beliau cuma sebatas memiliki kemampuan (memaksa) merangkai kata-kata dengan stabilo untuk memfitnah pihak lain? Allahul musta’an.

Catatan kecil:
Jika Pak Sekjen bertanya kepada kami, menurut kamu sendiri apakah Mars GP. Anshor dan Mars Banser mengandung upaya cuci otak kepada orang dewasa untuk menanamkan pemahaman radikal ekstrem kepada anggotanya sebagaimana saya telah memvonis buku AISM:
“sahid di medan jihad. Selain itu, ada kalimat dan kata-kata yang mengandung ekstremisme seperti ‘rela mati bela agama’, ‘bila agama kita dihina kita tiada rela’.

Tentu saja kami jawab tanpa ragu,
Apakah kami akan ikut-ikutan latah tergiur bersikap ambisius, tendensius, apriori, fitnah bombastis, politis dan kekanak-kanakan dengan menuding itu adalah ajaran radikalis ekstremis? Apakah karena kami tidak sependapat dengan anda lalu dienul Islam menghalalkan untuk melemparkan fitnah keji dan kedustaan kepada muslim yang lainnya?!?! Tentu tidak wahai pak Sekjen! Haram hukumnya memfitnah.

Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديثِ

“Jauhilah prasangka, karena prasangka (menuduh tanpa dasar) itu adalah sedusta–dusta perkataan….”

وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّورِ

“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”

هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ

“yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah”

Adakah setelah Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk menjauhinya lalu seorang muslim yang taat dan mengharapkan ridha dan jannah-Nya malah memungutnya dan menunggangi hawa nafsunya untuk menjatuhkan muslim yang lainnya?! Na’udzubillahi min dzalik.

Bagaimana dikatakan kalimat “Relakan kami pergi berjuang… Majulah ayo maju serba serbu (serbu)… Walau darah menetes di medan perang… Maju ayo maju ayo terus maju… Singkirkanlah dia dia dia… Kikis habislah mereka…. Musuh agama dan ulama… Demi agama ku rela berkorban…Darah dan nyawa telah kuberikan…Syuhada rebah Allahu Akbar….Teruskanlah perjuangan Demi agama ku rela berkorban” dicap radikal ekstrem? Bahkan itu adalah kewajiban setiap muslim. Allahu a’lam.

BERSAMBUNG IN SYA ALLAH

Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com

Artikel terkait:

GELORA FITNAH SEKJEN GP. ANSHOR ADUNG ABDURROHMAN YANG DIDUSTAKAN OLEH BUKTI DAN KENYATAAN (Bag.1)

Sumber : http://tukpencarialhaq.com/2016/01/25/gelora-fitnah-sekjen-gp-anshor-adung-abdurrohman-yang-didustakan-oleh-bukti-dan-kenyataan-bag-2/#more-11034

>>ISIS ADALAH PELAKSANA PROYEK ZIONIS, SEBUAH RENUNGAN (HANYA BAGI ORANG-ORANG YANG CERDAS SAJA)

ISIS ADALAH PELAKSANA PROYEK ZIONIS, SEBUAH RENUNGAN (Hanya Bagi Orang-orang Yang Cerdas Saja)

Bismillahirrohmanirrohim. o
ISIS ADALAH PELAKSANA PROYEK ZIONIS

ISIS ADALAH PELAKSANA PROYEK ZIONIS,  SEBUAH RENUNGAN (HANYA BAGI ORANG-ORANG YANG CERDAS SAJA)


ISIS, nama ini yang muncul di hadapan kita secara tiba-tiba tanpa pendahuluan. Kelompok ini tiba-tiba mengancam seluruh dunia (menurut media).
Pertanyaannya, kenapa ISIS merubah namanya menjadi “Negara Islam”?!
Jawabannya: agar   chanel-chanel berita dan media massa internasional bisa mengkritik Islam dan negara-negara muslim tanpa merasa bersalah. Jadi makna “negara Islam” sifatnya umum dan itulah tujuannya dan itu yang akan melekat dalam ingatan generasi-generasi mendatang bahwa semua negara Islam adalah “teroris”.
Berikut ini bukti-bukti yang lain yang menegaskan bahwa ISIS melaksanakan proyek Zionis:
1. Dahulu kelompok ISIS dan sebagian orang-orang yang menyerukan jihad menyerang negara-negara Teluk dan memprovokasi rakyat untuk melawan mereka dengan dalih bahwa negara-negara tersebut merintangi mereka dan menghalangi mereka menuju Palestina untuk memerangi Zionis. Ucapan ini awalnya mendapatkan sedikit penerimaan di kalangan para pemuda. Namun Allah menghendaki tersingkapnya sikap main-main mereka dan jelasnya kedustaan mereka ketika terjadi revolusi Suriyah. Ini dia buktinya, sekarang ketika Suriyah membuka perbatasannya dan terhubung dengan perbatasan bumi yang dicaplok (Palestina), dan tidak ada pihak yang menghalangi orang-orang yang ingin memerangi Zionis, dan tidak ada yang mengurangi mereka kecuali karena memang tidak adanya niat yang jujur.
Namun ternyata apa yang terjadi?!
Apakah orang-orang yang mengkoar-koarkan jihad dan mengaku mencintai Masjid al-Aqsha dari kalangan ISIS melakukan persiapan untuk memerangi Zionis setelah lenyapnya apa yang dianggap sebagai penghalang itu, yaitu karena negara-negara Teluk melarang mereka?!
Jawabannya: tidak.
Kenapa?!
Karena di sana ada sebab lain yang memang diada-adakan untuk membenarkan ketidakmauan mereka menghadapi Yahudi. Yaitu harus terlebih dahulu membebaskan Jazirah Arab (dari para rezimnya, menurut mereka, baca; memberontak -pent), baru setelah itu membebaskan al-Quds (Masjid al-Aqsha)!!
Pertanyaannya: Apakah berkelit dan mencari-cari berbagai alasan semacam ini untuk meninggalkan jihad memerangi Zionis bisa diterima menurut syari’at, akal, dan ucapan, bagi siapa saja yang memang benar-benar ingin berjihad, dalam keadaan perbatasan terbuka dan jalan menuju al-Quds tidak ada yang merintanginya kecuali tekat membaja dan tawakkal kepada Allah serta kejujuran niat yang semua inilah yang sebenarnya tidak mereka miliki?!
2. Ketika Yahudi mencabik-cabik Ghaza dan membunuh anak-anak dan para wanita di bulan Ramadhan, ISIS ketika itu berada di Suriyah, namun kita tidak menyaksikan sedikitpun perlawanan untuk menolong anak-anak Ghaza, atau minimalnya untuk mengalihkan perhatian Zionis dari anak-anak itu, padahal tidak ada sesuatupun yang menghalangi mereka untuk masuk ke bumi yang dicaplok tersebut.
Di sini terkumpullah dua hal:
Pertama: Hilangnya apa yang dianggap sebagai penghalang, karena tidak ada pemerintah Arab yang melarang mereka, karena Suriyah dalam situasi revolusi.
Kedua: Adanya alasan insidentil untuk membenarkan, yaitu permusuhan terhadap Ghaza. Walaupun demikian, tidak ada seorangpun dari mereka yang tergerak untuk berjihad atau untuk melancarkan kegiatan-kegiatan melawan Zionis.
Pertanyaannya: Mengapa ISIS tidak menolong anak-anak Ghaza pada waktunya?! Apakah anak-anak itu tidak berhak mendapatkan pertolongan sebagai balasan atas penjajahan Zionis?! Ataukah tidak boleh menolong mereka kecuali setelah “membebaskan” Jazirah Arab dan memecah belah rakyatnya yang mereka adalah kaum Muslimin?!
Sungguh aneh keadaan mereka!!
3. ISIS mengumumkan di pemberitaan mereka bahwa sesungguhnya mereka berperang di Yaman, Libya, Iraq, Mesir, Sinai, dan Suriyah, dan mereka membanggakan hal itu. Namun jika Anda bertanya kepada mereka, “Jika kalian siaga di tempat-tempat tersebut, maka mengapa kalian hanya meloncati Zionis dan tidak mendekati mereka?!”
Setelah pertanyaan ini Anda menurut mereka akan dianggap musuh yang sangat berbahaya.
4. Kelompok ISIS mengklaim memiliki pasukan dan kekuatan dan mencaplok beberapa bagian dari wilayah Iraq dan Syam dan mereka mendirikan negara, kemudian mereka mengumumkan siap untuk membebaskan (memberontak -pent) Jazirah Arab.
Pertanyaannya: Jika kalian benar-benar memiliki kekuatan dan kemampuan, mengapa kalian tidak menggulingkan Basysyar Asad dan kalian mengistirahatkan saudara-saudara kalian kaum Muslimin dari kejahatan permusuhannya?!
Bukankah hal ini lebih utama menurut syari’at karena mereka sangat mendesak untuk dikeluarkan dari penderitaan berat ini, terkhusus anak-anak dan para wanita serta orang-orang yang tertindas dari kaum Muslimin di Suriyah?!
Manakah yang lebih utama, kepala Basysyar ataukah menggulingkannya atau mengancam negara-negara yang tenang dan rakyatnya dalam keamanan?!
Jika membebaskan Palestina dan menggulingkan Basysyar bukan prioritas menurut ISIS, maka mengapa mereka tidak menggulingkan Pemerintah Iraq yang berhaluan Syi’ah tidak dan mencabutnya hingga ke akar-akarnya?! Bukankah mereka adalah musuh-musuh ISIS?!
Bukankah ini lebih utama dibandingkan mengancam rakyat muslim yang berpegang teguh dengan as-Sunnah di negara-negara Teluk?!
Jika mereka benar-benar memiliki kemampuan personil dan materi, maka mengapa mereka tidak menolong Ahlus Sunnah di Ahwaz yang dijajah oleh Iran dan membebaskan mereka dari para mullah dan kekuasaannya?!
Bukankah ini lebih utama dibandingkan usaha membebaskan pihak-pihak yang tidak perlu untuk kalian bebaskan sebagaimana yang kalian klaim?!
Semua ini merupakan prioritas penting menurut syari’at dan akal bagi siapa saja yang tujuan mereka benar-benar jujur untuk meninggikan kalimat Allah.
5. Dari waktu ke waktu ISIS mengumumkan bahwa mereka menyerang dan membunuh Syi’ah di Iraq dan menyebarkan pembunuhan di tengah-tengah mereka sebagai bentuk pembelaan agama, tetapi anehnya kita tidak menyaksikan para milisi Syi’ah bergerak untuk memerangi ISIS dan bergabung dengan pasukan sekutu untuk menghentikan kejahatan mereka terhadap Syi’ah yang merupakan bangsa mereka.
Pertanyaannya: Apakah masuk akal mereka benar-benar membunuh Syi’ah, sementara kita tidak menyaksikan milisi Syi’ah seperti milisi Muqtada as-Shadr minimilnya yang mau bangkit meredam kejahatan mereka, dan kita tidak menyaksikan cuplikan video yang jelas yang tidak menyisakan keraguan?!
6. Di saat ISIS mengancam negara-negara Teluk dengan pembebasan yang mereka klaim itu dan mereka menutup mata dari prioritas-prioritas utama yang telah lalu penjelasannya, kita menjumpai ancaman-ancaman ini tidak tertuju kepada negara-negara lain yang dihantam angin propaganda The Arab Spring, dan mereka sama sekali menyebutnya kecuali untuk menggoncang rasa aman dan menimbulkan ketidaktenangan.
Pertanyaannya: Apakah ini maksudnya adalah bahwasanya negara-negara yang rezimnya digulingkan pada masa revolusi The Arab Spring telah bebas dan tidak perlu lagi dibebaskan oleh ISIS, ataukah yang dimaksud adalah pembebasan dari Islam menuju sekulerisme sebagaimana yang terjadi di Tunisia?!
SELESAI ALHAMDULILLAH
Saluran telegram “Rudud Manhajiyyah”
Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
Klik ➡JOIN Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com
Text arabic:
للعقول الراقيه فقط
 داعـش منظمـة يهوديـة
دلائل دامغة تثبت أن داعش تنفذ مشروعا صهيونيا
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله.
داعش هذا الاسم الذي ظهر لنا فجأه بدون مقدمات.
تلك الجماعة التي أصبحت فجأه تهدد العالم بأسره
(كما روج لها الإعلام)
السؤال: لماذا غيرت داعش مسماها إلى الدولة الإسلامية؟
الجواب: حتي يتاح للقنوات الإخبارية والإعلامية الدولية من انتقاد الإسلام والدول المسلمة دون حرج فمعنى الدولة الإسلامية عام وهو المقصد وما سيرسخ في عقول الأجيال القادمة أن أي دولة إسلامية “إرهابية”
وهذة دلائل أخرى تثبت أن داعش تنفذ مشروعا صهيونيا في :
١- كانت جماعة داعش وبعض من يدعون الجهاد يهاجمون الدول الخليجية ويحرضون عليهم بحجة أن هذه الدول تقف في طريقهم وتمنعهم من التوجه إلى فلسطين لقتال الصهاينة وكان هذا الكلام يحضى ببعض القبول لدي الكثير من الشباب، ويشاء الله ان تنكشف ألاعيبهم ويتبين كذبهم مع ثورة سوريا فها هي الآن سوريا مستباحة الحدود وترتبط بحدود مع الأراضي المحتلة ولا يوجد من سيمنع الذين يريدون قتال الصهاينة من ذلك ولا ينقصهم سوى النية الصادقة.
فما الذي حدث؟!
هل قام أولئك الذين يدعون الجهاد وحب الأقصى من الدواعش بإعداد العدة لقتال الصهاينة بعد زوال المانع المزعوم من أن الدول تمنعهم؟!
الجواب: لا.
فلماذا؟
لأن هناك سبب آخر تم اختراعه لتبرير عدم توجههم للجهاد ضد اليهود.
وهو أنه لا بد من تحرير الجزيرة العربية أولآ ومن ثم تحرير القدس!!
السؤال: هل هذا التحايل واختلاق الأعذار عن قتال الصهاينة مقبول شرعا وعقلا ومنطقا لمن يريد الجهاد حقاً، فالحدود مفتوحه والطريق إلى القدس لا ينقصه سوى العزم والتوكل على الله وصدق النية وهي ما يفتقدونها؟!
٢- في الوقت الذي كانت إسرائيل تدك غزة وتقتل الأطفال والنساء في شهر رمضان كانت داعش في سوريا ولم نشاهد منهم أي ردة فعل لنصرة أطفال غزة أو على الأقل إشغال الصهاينة عنهم رغم عدم وجود ما يمنعهم من الدخول للأراضي المحتلة.
وهنا اجتمع أمران:
الأول: زوال المانع المزعوم، فلا يوجد حكومة عربية تمنعهم فسوريا في حالة ثورة.
والثاني: وجود المبرر الطارئ وهو العدوان على غزة ومع هذا لم يتحرك منهم أحد للجهاد أو لتنفيذ عمليات ضد الصهاينة.
والسؤال: لماذا لم تناصر داعش أطفال غزة في وقتها، ألا يستحقون النصرة عوضا عن الاحتلال الصهيوني ككل؟! أم أن النصرة لا تجوز إلا بعد تحرير الجزيرة وتشتيت شعبها المسلم؟!
عجباً لهم.
٣- يعلن الدواعش في أخبارهم بأنهم يقاتلون في اليمن وليبيا والعراق ومصر في سيناء وسوريا ويتباهون بذلك. وإذا سألتهم إذا كان لكم هذا التواجد فلماذا تقفزون من فوق الصهاينة فلا تقربونهم؟
بعد هذا السؤال انت في نظرهم العدو اللدود.
٤- تدعي جماعة داعش أنها تمتلك جيشا وقوات وتحتل أجزاء من العراق والشام وأنها تقيم دولة، ثم تعلن أنها تتهيأ لتحرر الجزيرة العربية.
السؤال: إذا كان لديكم القوات والإمكانيات، فلماذا لا تسقطون بشار وتريحون إخوانكم المسلمين من عدوانه؟!
أليس هذا أولى شرعاً فهم بأمس الحاجة لإخراجهم من هذا الكابوس وخصوصا الأطفال والنساء والمستضعفين من المسلمين في سوريا، ما هو الأولى رأس بشار أو إسقاطه، أم تهديد دول مستقرة وشعوب آمنة؟!
- إذا لم تكن فلسطين أولوية لدى داعش وكذلك إسقاط بشار، فلماذا لا تسقط الحكومة العراقية الشيعية وتجتثها من جذورها أليسوا أعدائها؟ أليس هذا أولى من تهديد الشعوب السنية المسلمة في الخليج؟!
- إذا كان لديهم الإمكانيات البشرية والمادية، فلماذا لا يناصرون أهل السنة في الأحواز الإيرانية ويحررونهم من الملالي وحكمه، أليس هذا أولى من السعي لتحرير من هم ليس في حاجة لتحريركم المزعوم؟!
وكل هذه أولويات شرعا وعقلا لمن كان هدفهم إعلاء كلمة الله فعلا.
٥- من حين لآخر تعلن داعش أنها تجندل وتقتل الشيعة في العراق وتعيث فيهم قتلا انتصارا للدين، ولكن الغريب أننا لم نشاهد المليشيات الشيعية تتحرك لقتال داعش وتدخل في تحالفات لوقف اعتدائاتها على الشيعة أبناء جلدتهم.
السؤال: هل يعقل أن يكون قتلهم للشيعة حقيقة ولا نشاهد ميليشيات الشيعية مثل مليشيات الصدر على الأقل تنتفض لرد اعتدائاتهم ولا نشاهد مقاطع فيديو واضحة لا تقبل الشك؟!
٦- في الوقت الذي تتوعد فيه داعش دول الخليج بالتحرير المزعوم وتغض الطرف عن الأولويات التي سبق إيضاحها، نجد هذه التهديدات لا تشمل الدول الأخرى التي طالتها رياح الربيع العربي ولا تأتي على ذكرها سوى في زعزعة أمنها وضمان عدم استقرارها.
السؤال: هل يعني هذا أن الدول التي أسقطت أنظمتها في ثورات الربيع العبري متحررة وليست بحاجة إلى تحرير داعش لها، أم أن التحرير من الإسلام إلى العلمانية كما في تونس؟!

[AUDIO]: Nilai Sebuah Keikhlasan

Rekaman –  AUDIO KAJIAN  Kajian Islam Ilmiyyah Tanjung Priok  Ahad, 03 Rabi’ul Awwal 1440H / 11 November 2018M   Masjid Raya al-H...