>>>Sekuntum Mawar untuk Obat Penawar dari Fitnah yang Menyebar


[www.salafyciampeabogor.blogspot.com]

 Oleh : Al-Ustadz Abul hasan Wonogiri
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah yang telah menerangkan jalan bagi manusia jalan yang terang dan jalan yang gelap , Allah jadikan jalan yang terang dengan mengikuti petunjuk rosul dan jalan yang gelap dengan meninggalkan jalannya. dalam sepenggal nasehat ini ana mencoba untuk ikut andil bersama ikhwah dalam kebaikan ini , yang ana beri judul ” sekuntum mawar untuk obat penawar dari fitnah yang menyebar ” mudah-mudahan bermanfaat bagi ana pribadi dan bagi ikhwah secara umumnya.
adapun setelah itu :
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“ sesungguhnya kami menunjukkannya sebuah jalan menuju syukur atau ingkar “.
Berkata imam ibnu kathir menjelaskan ma’na ayat ini : “ telah kami jelaskan , terangkan dan perlihatkan dengan jelas “.
Berkata syeikh muqbil rohimahulloh : “ sesungguhnya fitnah yang terbesar yang menimpa kaummuslimin adalah berpecah-belahnya para da’i sunnah , dimana musuh-musuh islam terus bersemangat dalam menghancurkan kekuatan mereka , dan bahkan yang lebih besar dari ini musuh-musuh islam berusaha membenturkan para da’i sunah satu dengan yang lainnya “. seandainya para da’i itu memahami hal ini dan kembali kejalan pendahulu mereka dari para salaf mereka akan mendapati keadaan mereka yaitu para salaf juga berselisih dalam sebuah masalah tetapi tidak menyebabkan saling mencela antar mereka.
Beberapa keadaan perbedaan yang terjadi pada salaf :
  • mereka terkadang berselisih dalam sebuah pemahaman (khilaf afhaam), seperti perselisihan mereka dalam memahami ucapan rasul :
 ‘ لا يصلين أحدٌ العصر إلا في بني قريظة ‘.
 “ sungguh janganlah salah seorang kalian sholat ashar melainkan diBani quroidhoh “ (maka sebagian mereka mendapati ashar diperjalanan , lalu sebagian mereka berkata : “ kita tidak sholat ashar sampai datang dibani quroidhoh “. sebagian yang lain : “ kita sholat “.tidak membantah hal itu dari kami. maka hal itu disampaikan kepada nabi , beliau tidak mencela salah seorangpun dari kami“). (muttafaq ‘alaih).
Dan yang lebih besar dari ini kabar dari nabi bahwasannya seorang mujtahid apabila dia berijtihad (menentukan sebuah pilihan) kemudian salah maka dia mendapat satu pahala :
عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم * إذا حكم الحاكم فاجتهد فأصاب كان له أجران وإذا اجتهد فأخطأ كان له أجر
“dari abi huroiroh bersabda rosululloh : “ apabila seorang hakim berijtihat kemudian benar maka baginya dua pahala , apabila salah maka dia mendapatkan satu pahala “. (muttafaqn ‘alaih).
  • Demikian pula para salaf berselisih khilaf tanawwu’ (perbedaan dalam sunah karena ada beberapa hadits yang datang semuanya shohih pent.) seperti perselisihan mereka dalam tata cara tashahhud dalam sholat yang ada beberapa tata cara dalam mengerjakannya. serta tata cara sholawat sebagian mereka memilih bentuk ini yang lain dengan bentuk yang itu dan tidak saling mencela satu samlainnya.
  • Adapun yang diingkari oleh para salaf kita adalah ikhtilafut tudhood (perbedaan yang saling bertolak belakang) seperti seseorang yang menolak hadits yang shohih tanpa ada alasan yang kuat.
(selesai penukilan dari kitab al-makhroj ‘anil fitan hal 7-8 cet. darul atsar son’a).

Maka hendaklah para du’at memahami hal ini dan berjalan diatas jalan para salaf serta melihat pada hal apakah mereka berselisih…………..?
dan hal ini mungkin sangat mereka pahami akan tetapi kenyataan jauh berbeda , tersamarkannya ilmu tatkala dihadapkan pada sebuah masalah entah karena memang jiwa muda mereka yang merasa ingin untuk di dukung dan jadi nomor satu sehingga semua pendapatnya harus dibenarkan dan jiwa ananiyah ini merata pada mereka kecuali orang-orang yang dirahmati Allah.atau karena sebab-sebab yang lain diantaranya karena pemahaman yang jelek , mengikuti arus terbanyak , atau karena sebuah shubhat yang bertengger dipikirannya, atau karena hawa nafsunya.
Maka solusi dari hal ini adalah mengembalikan setiap permasalahan pada ahlinya , orang tua kita dari para ulama dimana umur yang sudah tua dan tertahannya pamrih pada mereka , berbagai permasalahan dan fitnah yang datang kepada mereka sehingga mampu mengambil sikap yang bijak dan berpengalaman dalam mempraktekkan sebuah qoidah dalam suatu masalah. para ulama adalah pewaris dari para nabi , dimana ilmu yang diberikan pada mereka mampu untuk menerangi gelapnya sebuah permasalahan umat.
Dimana ucapan salaf itu adalah pelita sebuah ucapan yang keluar dari hati yang ikhlas hanya mengharap wajah Allah sehingga diterima olah hati pula berbeda dengan salah satu dari kita terkadang berbicara hanya untuk suatu kepentingan tendensi tertentu yang terselubung dibalik ucapan , sehingga terpental pula dari hati manusia.
Pendapat dan ucapan para salaf untuk diri kita lebih baik dari pendapat kita untuk diri kita, apa yang keluar dari mereka adalah sebuah kesimpulan dari ilmu adapun pendapat kita terkadang karena hawa nafsu belaka , karena sebuah ketersinggungan ,atau yang lainnya.

Bagian-bagian dari masalah :
1. Jelas halalnya untuk diikuti.
2. Jelas haramnya untuk ditinggalkan.
3. Samar tentang halal dan haramnya.
عن الشعبي عن النعمان بن بشير قال : سمعته يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول – وأهوى النعمان بإصبعيه إلى أذنيه : ‘ إن الحلال بينٌ ، وإن الحرام بينٌ ، وبينهما مشتبهاتٌ لا يعلمهن كثيرٌ من الناس. فمن اتقى الشبهات استبرأ لدينه وعرضه ، ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام ، كالراعي حول الحمى يوشك إن يرتع فيه ، ألا ولكل ملك حمى ، ألا وإن حمى الله محارمه ، ألا وإن في الجسد مضغةً إذا صلحت صلح الجسد كله ، وإذا فسدت فسد الجسد كله ، ألا وهي القلب
“dari Sya’biy dari Nu’man bin Basyir berkata : aku mendengar Rosululloh berkata (dengan mengarahkan kedua telunjuknya ketelinganya) : ” sesungguhnya yang halal itu jelas (tidak samar) dan yang haram itu jelas dan diantara keduanya ada musytabihaat (perkara yang samar-samar antara halal dan haramnya pent.) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. barangsiapa yang menjaga diri dari yang samar-samar tersebut akan terlindungi agama dan kehormatannya.barangsiapa yang terjatuh dalam syubhat maka akan terjatuh pada yang haram. Seperti penggembala yang mengiring gembalanya disamping daerah larangan maka akan terjatuh kedalamnya. setiap raja itu memiliki daerah yang terjaga adapun daerah yang terjaga milik Allah adalah hal-hal yang diharamkannya. Ketahuilah disetiap jasad itu ada segumpal dalah apabila baik maka baik seluruh jasad apabila rusak maka rusak seluruh jasad. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati ”. (muttafaqun ‘alaihi)

WAHAI SAUDARAKU…
Hadits yang mulia ini adalah sebuah prinsip yang agung dalam agama kita dalam setiap ibadah yang kita lakukan dalam da’wah atau mu’amalah yang lain dimana yang baik itu jelas adanya dan yang buruk itu jelas adanya antara keduanya tidak meragukan hati dan mudah untuk diikuti.
Disamping itu pula dalam hadits yang mulia ini di sebutkan juga perkara yang samar-samar keberadaanya meragukan dalam hati , yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia banyak sudah yang terjatuh didalamnya kecuali orang-orang yang Allah rahmati pada diri mereka.
Dari kalangan ‘alimnya terlebih yang jahilnya (nas’alulloha as-salamah). sungguh ini adalah fenomena kenyataan hidup yang menghadang manusia.
Syari’at yang agung ini tidak membiarkan kita tatkala menghadapi perkara yang samar seperti ini :

Pertama : “ dengan bertanya pada ulama “.
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
“ bertanyalah kepada ahlul ilmi apabila kalian tidak memiliki pengetahuan “. (An-Nahl: 43)
Ayat diatas teramat jelas untuk diterangkan kembali , pernyataan dari Allah untuk meminta fatwa para ulama dalam perkara yang kita tidak tau jalan keluarnya , sekaligus sebuah isyarat untuk merasa lega hati dengan bimbingan mereka.

Kedua : “ menjaga diri dari perkara shubhat “.
فمن اتقى الشبهات استبرأ لدينه وعرضه ، ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام ،
“ barangsiapa yang menjaga diri dari yang samar-samar tersebut akan terlindungi agama dan kehormatannya.barangsiapa yang terjatuh dalam syubhat maka akan terjatuh pada yang haram “.
Jangan kau dekati shubhat keyakinanmu lebih mahal , para ulama salaf kita membetengi umat dengan nasehat-nasehat mereka diantaranya : “ janganlah engkau duduk-duduk dengan ahlul bid’ah dan ahlul ahwa’ ….”.
Kenapa…? jawabannya : “ ucapan-ucapan mereka itu mengandung shubhat yang membahayakan aqidah , dimana seseorang yang sebelumnya yaqin dengan kebenaran setelah duduk dengan mereka dan mendengarkan ucapan-ucapan mereka hilanglah keyakinannya menjadi rancau dan samar setelah yakin.
Bagaimana kisah seorang ulama besar MUQOTIL BIN SULAIMAN seorang ahlul tafsir yang masyhur dengan ilmunya setelah diajak debat dengan seorang ahlul bid’ah walaupun dalam debat itu dia menang tetapi dia pulang dengan membawa shubhat ahlul bathil dan akhirnya rusaklah aqidah yang dia pegang waallohu musta’an…
Banyak para du’at sunni yang dia istiqomah diatas sunnah , keras dengan ahlul bid’ah menerangkan bahaya-bahaya bid’ah akhirnya sebuah akibat yang sangat mengenaskan , akibat banyak bergaul dan bermudah-mudah dengan ahlul bid’ah banyak menelan pil-pil shubhat menjadikan dia lemah , maka tanpa dia sadari malah dia terjatuh dalam kesesatan menjadi pembela ahlul bid’ah tidak rela apabila kesalahan-kesalahan mereka dibahas dan diluruskan bahkan menuduh du’at sunnah sebagai pemecah umat dan gelar-gelar jelek yang lainnya.
Al-imam an-nawawiy berkata :
“ ومن وقع في الشبهات وقع في الحرام ”
Ucapan ini ada dua kemungkinan :
Pertama : “ karena banyaknya perkara syubhat yang dia jalani kadang terjatuh pada yang haram tanpa dia sengaja “.
Kedua : “ sikat bermudah-mudah dan meremehkannya serta keberanian dia untuk berjalan dibawah syubhat kemudian syubhat yang kedua , ketiga yang lebih besar dan seterusnya sampai dia terjatuh pada yang haram dengan sengaja “.

Faedah yang lain dari meninggalkan syubhat :
  •  orang lain akan terselamatkan dari meniru perbuatan kita apalagi kalau kita seorang yang ditokohkan , seorang ‘alim atau yang menjadi panutan umat.
  • selamat kita dari dijadikan sebagai hujah mereka yang jahil dan ahlul fitnah dalam kejelekan , karena seseorang yang berjalan dalam syubhat akan terseret dalam perkara yang haram , walaupun tak dipungkiri seorang ketika melakukan syubhat faham akan kejelekannya akan tetapi terkadang orang yang melihatnya akan tertipu dengannya dan beranggapan bahwa itu adalah kebaikan dan hal yang diperbolehkan.
Dalam hadits yang lain rosululloh telah memberi penegasan :
دع ما يريبك إلى ما لا يريبك
“ tinggalkan yang meragukanmu kepada yang tidak meragukanmu ” (HR. An-nasa’i dan tirmidzi dishohihkan oleh syeikh al-baniy).
Apabila engkau mengerjakan sesuatu dan meragukanmu jangan sungkan untuk engkau tinggalkan beralih kepada yang tidak meragukanmu. ini adalah petunjuk yang mulia dari nabi kita.
al-iman an-nawawiy berkata dalam penjelasan hadits ini : “ syubuhaat adalah perkara yang tidak jelas halal maupun haramnya , baik ataupun buruknya , kebanyakan manusia tidak mengetahuinya hanyalah para ulama yang bisa menyingkapnya dengan nash , qiyas ataupun yang lainnya “. (ad-dibaaj sarh muslim).
Syubhat adalah bagian perkara yang membuat hati ragu dan bimbang setelah yakin.
Ketiga : “ menyibukkan diri dengan ibadah “.
‘ العبادة في الهرج كهجرة إلي ‘
“ ibadah pada masa fitnah seperti hijroh kepadaku “. (muttafaqun ‘alaihi)
Dimana keadaan manusia pada masa fitnah , masa genting , kacau balau akan bisa menghilangkan agamanya ,atau akan semakin menjauhkannya dari agamanya , barangsiapa yang tetap berpegang teguh dengan agamanya dimasa fitnah menjadi besarlah nilai sebuah ibadah.

WAHAI SAUDARAKU…
Hal ini pun kita rasakan dengan jelas dimedan da’wah ketika seorang da’i yang berda’wah dijalan Allah sementara dia diambang pintu-pintu syubhat yang mayoritas awam kaum muslimin tidak mengetahui keadaan seorang da’i tersebut , yang mereka tahu hanyalah gambaran luar dari seorang da’i tersebut tetapi para ulama yang menjelaskan kepada kaum muslimin hakekat dari jalan yang ditempuh oleh da’i tersebut.
Perkara yang samar-samar ini terkadang disadari terkadang tanpa disadari , terkadang karena sifat merasa aman darinya lantas diapun mencoba-coba berjalan didalamnya sampai tak terasa bahwa dia hampir saja terjatuh pada keharaman ada yang diingatkan oleh saudaranya lalu diapun kembali ada yang menolak sehingga binasa karena keyakinan yang dia miliki bahwa itu adalah kebaikan , akibatnya tidak hanya dia yang terjatuh didalamnya tetapi membawa orang lain.
Sebagaimana yang kita sampaikan diatas terkadang hal ini disadari atau tanpa disadari olehnya atau yang lainnya , sehingga banyak yang terjatuh dimedan da’wah ini seorang da’i , saling bahu-membahu untuk memperjuangkan sebuah syubhat , akan tetapi tampillah mereka para pemberi nasehat memperingatkan sebagian kembali dan berterima-kasih sebagai bentuk kejujuran dan keikhlasan dalam berda’wah tapi tak sedikit pula yang membangkang dan menyerang balik bahkan menggelari dengan gelar-gelar yang buruk pada saudaranya , karena pekatnya syubhat yang memenuhi dadanya sampai-sampai tak lagi mampu memandang perkara baik dan buruk kecuali yang mencocoki jiwa dan hawa nafsunya.

WAHAI SAUDARAKU…
Kita saksikan dimedan da’wah ini antara penyeru kebenaran dan kebathilan terus berperang dan bersaing untuk menyerukan da’wahnya , dan sudah menjadi sunnatulloh bahwasannya akan terus menjadi musuh sampai hari kiyamat dan bahkan sampai dihadapan Allah nanti.
Ditengah dua penyeru itu ada yang berjalan diantara keduanya tidak tampak oleh manusia dan tanpa disadari seorang da’i tadi berjalan dibawah syubhat , disatu keadaan dia bersama ahlul haq dan membelanya dan membeberkan keadaan ahlul batil dengan dalilnya , dan pada kali yang lain terasa aneh dia malah membela ahlul-bathil dan menyerang ahlul-haq.
Dan yang sangat teramat disayangkan adanya seoarng da’i yang dulunya amat keras dengan ahlul bathil namun sekarang hanyut ditengah-tengah shubhat yang tanpa disadari olehnya dan para pengikutnya.
Yang akhirnya tampillah seorang ‘alim dari para ulama’ menjelaskan bahwa jalan yang dilalui adalah jalan yang salah jalan para pengusung kebathilan. ternyata setelah dikoreksi terkuaklah sebab kenapa dia terjatuh dalam hal itu sebagaimana ucapan ‘alimurrobbani an-nawawi :
“ karena banyaknya perkara syubhat yang dia jalani kadang terjatuh pada yang haram tanpa dia sengaja.“ sikat bermudah-mudah dan meremehkannya serta keberanian dia untuk berjalan dibawah syubhat kemudian syubhat yang kedua yang lebih besar dan seterusnya sampai dia terjatuh pada yang haram dengan sengaja “.
Hal ini tidaklah diketahui kecuali oleh para ulama…

WAHAI SAUDARAKU…
Tak asing lagi bagi seorang da’i yang bergulat dimedan da’wah peringatan para ulama tentang bahaya at-talawwun (berwarna-warni) dalam agama , tidak memiliki kejelasan dalam bersikap dan berbuat senantiasa berjalan dibawah syubhat sehingga tergelincir dan menggelincirkan , at-talaa’ub bermain-main dalam agama banyak berhilah dan bersiasat , tidak mengikuti nasehat para ulama.

WAHAI SAUDARAKU…
Kitapun harus bersikap inshof dan bijaksana terkadang seorang da’i terjatuh didalamnya mungkin saja hal itu dikarenakan kebodohan , ketidak sengajaan , dan tanpa sepengetahuannya.
Namun keadaan ini akan jelas ketika datang nasehat kepadanya , dengan melihat cara bagaiman dia bersikap dan menanggapi nasehat yang datang kepadanya. apabila melawan maka terbuktilah bahwa itu adalah jalannya dan jelaslah kesamaran perkara ini.
Apabila menerima maka jelaslah keadaan dia adalah kebaikan yang dia inginkan selama ini tetapi jalannya yang salah memaksa dia berbuat kesalahan dan akan terdengar ucapan taubat dan gembira hatinya dengan datangnya barang hilang yang selama ini dia cari-cari sebuah nasehat.
Yang ketiga terus berjalan diatas syubhat dengan mencari kambing hitam yang mendasari nasehat yang sampai kepadanya yang seperti ini kita tunggu kisah yang selanjutnya…
ستبدي لك الايام ما كنت جاهلا وستاتيك بالاخبار ما لم تزود
“dengan bergulirnya waktu akan tampak bagimu kebodohanmu dengan sebuah perkara dan akan mendatangimu kabar-kabar yang belum sampai padamu “.
Na’am dengan waktu kita akan bisa mengetahui hakekat manhaj seseorang kejalan manakah dia menyeru , da’wah salafiyah ini terjaga dan Allah yang menjaganya , tidak akan ada seorangpun yang bermain-main didalamnya melainkan akan terlihat kesesatannya siapapun orangnya , seorang yang tidak ikhlas dalam da’wahnya akan terhanti dan tersisih.
Ketika saya baru datang kedamaj 7 -8 tahun yang lalu ditengah-tengah terjadinya fitnah yang semakin memanas antara syeikh yahya dan syaikh abdurrohman hadirlah saya pada sebuah dars nahwu yang dibuka oleh seorang mustafid bernama abdul hakim ar-roimi , asatidahz yang pernah duduk didamaj kenal dengannya (tapi dia terfitnah dengan al-hajuri) dia berkata : “ pada saat kami mengunjungi syaikh robi’ beliau berkata pada kami : “ DA’WAH SALAFIYAH ITU BUKAN SEPERTI KELEDAI YANG BISA DINAIKI SETIAP ORANG , DA’WAH SALAFIYAH INI SEPERTI KUDA PACUAN TIDAK MAMPU MENAIKINYA KECUALI PENUNGGANG KUDA YANG HANDAL “. selesai.
Dan memang benar adanya berapa banyak banyak sudah para da’i yang terlempar dan terpelanting dari da’wah ini karena tidak cakap dalam membawanya dan kurang ikhlas dalam da’wahnya.

Akhirnya wahai saudaraku…
Terimalah kebenaran itu dengan tulus tanpa persyaratan…
Bersiaplah untuk jadi pengikutnya dan pembelanya…
Ketahuilah…
Menilai sebuah kebenaran bukan dari seseorang…
Tapi kita ikuti seseorang karena kebenaran yang dia bawa …
Janganlah tertipu dengan kebesaran seseorang karena al-haq itu lebih agung dan lebih besar dari siapapun…
Janganlah engkau dalam beragama ini taqlid pada seseorang kalau dia beriman kaupun beriman , kalau dia kafir maka kamupun kafir…
Kebenaran itu suatu yang paling berhak untuk diikuti…
Janganlah karena kebesaran seseorang engkau terpedaya lalu membelanya dan meninggalkan kebenaran …
Terus membentengi diri dengan terus menuntut ilmu syar’i.

ستكون فتنةٌ القاعد فيها خيرٌ من القائم ، والقائم فيها خيرٌ من الماشي ، والماشي خيرٌ من الساعي ، من تشرف لها تستشرفه ، فمن وجد ملجأ أو معاذاً فليعذ به ‘

“ akan terjadi fitnah orang yang duduk ketika itu lebih baik dari orang yang berdiri , orang yang berdiri lebih baik dari yang berjalan , yang berjalan lebih baik dari yang berusaha , barangsiapa yang melihatnya akan terjatuh padanya , maka barang siapa yang mendapatkan tempat kembali dan berlindung hendaklah dia berlindung “. (muttafaqun ‘alaihi)
إن السلامة من ليلى وجارتها
أن لا تمر على حال بواديها
Keselamatan dari fitnah laila dan tetangganya
Janganlah engkau melewati depan rumahnya.
Berkata syaikh bin baz : “ sebuah fitnah akan menyebabkan kesamaran pada kebanyakan manusia , tidak semua orang mempunyai ilmu yang cukup dengan apa yang selayaknya dia kerjakan pada masa-masa fitnah sehingga terjatuh pada kesamaran yang menghalangi dia untuk melihat sebuah kebenaran , adapun fitnah yang terjadi pada masa sekarang ini bukan merupakan fitnah yang diperintahkan kita untuk menghindarinya karena jelasnya sebuah kebenaran,
Qoidah sebuah fitnah yang dilarang untuk masuk padanya adalah : “ sesuatu yang samar yang tidak jelas padanya kebenaran dan kebathilan “.
Adapun fitnah yang tampak kebenarannya dan diketahui yang benar dan yang salah , yang dholim dari yang terdholimi maka yang wajib adalah menolong yang madhlum dan mencegah yang dholim dari perbuatan dholimnya.
Sekian mudah-mudahan bermanfaat teriring do’a mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga kita dari kejelekan dan perkara-perkara yang dibenci Allah ,menjaga keistiqomahan kita dalam beragama amiin.

Abul hasan al-wonogiriy
cikarang 22 shofar 1435 h.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[AUDIO]: Nilai Sebuah Keikhlasan

Rekaman –  AUDIO KAJIAN  Kajian Islam Ilmiyyah Tanjung Priok  Ahad, 03 Rabi’ul Awwal 1440H / 11 November 2018M   Masjid Raya al-H...