Sebagian akhawat yang tidak berhijab berdalih dengan takut tidak laku nikah.
Syubhat yang dibisikkan setan kepada sebagian akhawat yang tidak berhijab ini, pangkalnya adalah perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan menikah kecuali jika ia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan, dan perhiasan sang gadis. Jika ia berhijab atau memakai cadar, tentu tak ada yang bisa dilihat pada dirinya, sehingga sang pemuda enggan mengambil keputusan untuk menikahinya.
Ironinya, kepercayaan ini, tidak hanya dimonopoli para akhawat, tetapi juga merupakan kepercayaan para orang tua, pada akhirnya, mereka melarang anak-anak putrinya memakai hijab. Syubhat ini tidak bisa diterima lewat dua alasan mendasar.
1. Penilaian dari sisi teori dasar.
Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita. Rasulullah  bersabda :
تنكح المرأة لأربع : لمالها, ولحسبها, ولجمالها، ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“ Wanita dinikahi itu karena empat hal : Yaitu karena harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang berpegang teguh dengan agama( jika tidak ) niscaya kedua tanganmu berlumur debu”.
Memang demikian yang terjadi, kaum laki-laki tidak hanya melihat unsur kecantikan semata, tetapi ada hal-hal lain yang menyatu dengan kecantikan itu atau terlepas darinya, yang dijadikan pertimbangan dalam memilih istri. Namun para gadis dan orang tua banyak yang menganggap kecantikan adalah segala-galanya. Atau setidak-tidaknya menjadikan kecantikan sebagai unsur yang terpenting, sedangkan hal lainnya bisa dikesampingkan. Jelas, jalan pikiran seperti ini bertentangan dengan naluri manusia.
2. Penilaian dari sisi empiris:
Bisa jadi sikap gadis-gadis yang biasa memperlihatkan aurat(yang dimaksudkan untuk menawan hati pria) menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Betapa banyak tindakan itu malah membuat para pemuda enggan menikahinya. Sebab bisa saja pemuda itu beranggapan, bahwa jika wanita tersebut berani melanggar salah satu perintah Allah, yaitu hijab, tidak menutup kemungkinan dia akan berani melanggar perintah-perantah yang lain. Karena setan memiliki banyak kiat.
Meskipun terkadang kenyataan yang ada tidak selalu sesuai dengan pendapat ini, tetapi memang begitulah keadaan mayoritas pemuda kita di zaman sekarang. Pemuda yang menyunting gadis berhijab, namanya akan menjadi harum, meskipun dia sendiri tidak termasuk orang-orang yang taat menjalankan perintah agama.
>>>www.salafyciampeabogor.blogspot.com<<<

SYUBHAT TENTANG MUSLIMAH YANG DI ANGGAP BAHWA IA MASIH BELUM DEWASA
Syubhat ini banyak beredar dikalangan orang tua serta sebagian akhawat yang tidak berhijab. Sebenarnya anak-anak tersebut sudah memiliki niat untuk memakai hijab, tetapi kemudian di tunda karena syubhat ini. Karena itu dalih ini lebih pantas disebut hawa nafsu dari pada syubhat.
Kebanyakan mereka berkata: jangan sampai melarangnya menikmati kehidupan. Dia toh masih belum dewasa. Dia masih senang memakai pakaian yang indah, bersolek dengan berbagai macam make up serta masih suka menampakkan kecantikannya. Semua itu membuatnya lebih berbahagia dan menikamati hidup.
Kenapa kita melarang dan menghalangi kebahagiaan justru pada saat umur mereka masih relatif sangat muda ? kalau kita terlanjur ketinggalan kereta, mengapa kita membuatnya pula ketinggalan kereta dengan begitu tergesa-gesa ? ( maksudnya jika ia menyuruh anak putrinya memakai hijab sejak dini).
Menurut pendapat mereka , masa belum dewasa berlangsung hingga anak berumur dua puluh tahun. Karenanya, meskipun ada gadis yang sudah datang bulan pada umur tiga belas tahun, dia masih dianggap anak-anak.
1. Nasihat untuk para wali:
Sesungguhnya para wali baik bapak atau ibu yang mencegah anak putrinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka memiliki tanggung jawab yang besar di hadapan Allah pada hari kiamat.
Ketika seorang gadis mendapatkan haidh, seketika itu pula ia wajib berhijab, menurut syariat. Jika wali gadis itu melarangnya berhijab, maka dia mendapat dosa yang besar, dan Allah akan menanyakan hal itu pada hari kiamat. Allah berfirman :
وَقِفُوهُمْ إِنَّهُم مَّسْئُولُونَ
“ Dan tahanlah mereka ( di tempat perhentian ) karena sesungguhnya mereka akan ditanya” ( Ash Shaaffaat : 24).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
” كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته ” رواه البخاري
“Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan ditanya tentang yang dipimpinnya….” .
Seorang ayah adalah pemimpin pertama dalam rumah tangga, pada hari kiamat dia akan ditanya tentang masing-masing orang yang ada di bawah kepemimpinannya.
Setiap ayah hendaknya bertanya kepada diri mereka sendiri: “betapa banyak para pemuda yang tergoda oleh anak putrinya ? seberapa jauh putrinya menyebabkan penyimpangan para pemuda?
2. Ungkapan cinta untuk anak-anak putri
>>> By : Abu Yusrina <<<

Allah sebagai saksi, betapa kami amat mengkhawatirkan dirimu akan mendapat siksa Allah. Kami begitu ingin menyelamatkanmu dari segala bahaya yang akan menimpamu, baik di dunia maupun di akhirat. Ini adalah kewajiban seorang muslim kepada saudaranya muslim yang lain.
Di antara bahaya yang akan menimpa ukhti yang tidak berhijab, baik di dunia maupun di akhirat, adalah seperti di sebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya :
” سيكون في آخر أمتي رجال بركبون على السروج كأشباه الرجال ينـزلون عل أبواب المساجد نسائهم كاسيات عاريات على رؤوسهن كأسنمة البخت العجاف العنوهن فإنهن ملعونات”
( رواه أحمد ( 2/223) قال الهيثمي : رجال أحمد رجال الصحيح ( مجمع الزوائد )
“ Akan ada di akhir umatku, kaum laki yang menunggang pelana ( seperti layaknya kaum lelaki ) mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian ( tetapi ) telanjang , di atas kepala mereka ( terdapat) sesuatu seperti punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka ! sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat”.
Wahai ukhti yang tidak berhijab! Tahukah engkau makna laknat ? Laknat artinya dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala.
Dalam hadits tadi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan setiap muslim, agar melaknat tipe wanita seperti yang telah disebutkan. Yaitu mereka yang mengenakan pakaian di tubuh mereka tapi tidak sampai menutup auratnya, sehingga seakan –akan mereka telanjang dalam hadits lain Rasulullah  bersabda :
” صنفان من أهل النار لم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس، ونساء عاريات مميلات مائلات رؤوسهن كأسنمة البخت المائلة لا يدخلون الجنة ولا يجدون ريحها وإن ريحها لتوجد من مسيرة كذا وكذا” رواه مسلم
“ Dua kelompok termasuk penghuni neraka, aku ( sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu orang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia, dan para wanita yang berpakaian ( tetapi ) telanjang , bergoyang-goyang dan berlenggak lenggok, kepala mereka ( ada sesuatu ) seperti punuk onta yang bergoyang-goyang. Mereka tentu tidak masuk surga, bahkan tidak mendapatkan baunya, dan sesungguhnya bau surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”.( HR Muslim ,No : 2128).
Dalam hadits tersebut terdapat sifat-sifat secara rinci tetang golongan wanita ini, yaitu :
1. mengenakan sebagian pakaian , tetapi dia menyerupai orang telanjang, karena sebagian tubuh mereka terbuka dan itu mudah membangkitkan birahi laki-laki, seperti paha, lengan, rambut, dada, dan lain-lainnya. Juga pakaian yang tembus pandang atau yang amat ketat, sehingga membentuk lekuk –lekuk tubuhnya, maka ia seperti telanjang, meski berpakaian.
2. jalannya lenggak-lenggok dan bergoyang sehingga membangkitkan nafsu birahi.
3. kepalanya tampak lebih tinggi, karena ia membuat seni hiasan dari bulu atau rambut sintesis, karena tingginya ia seperti punuk onta.
Hadits tersebut juga menjelaskan hakikat golongan wanita yang tidak masuk surga, bahkan sekedar menciaum bau wanginyapun tidak, padahal rahmat Allah meliputi segenap langit dan bumi. Belum lagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh kaum muslimin agar melaknat mereka: “laknatlah mereka,sesungguhnya mereka adalah wanita terlaknat”.
Kami tidak menginginkan, selain kebaikan bagi anda. Kekhawatiran bagi diri anda, mendorong kami berharap dari lubuk hati kami yang paling dalam, untuk menjauhkan anda dari segala yang tidak disenangi. Semoga Allah mengisi hati anda dengan cahayaNya yang tidak pernah padam, lalu anda menang dalam pertarungan melawan setan jin dan manusia, selanjutnya anda berketepatan melepaskan jeratan dan memerdekakan diri dari tawanan hawa nafsu, menuju alam kebebasan, kemuliaan, kehormatan, ketenangan dan alam kesucian.
4. Apakah anda menjamin umur masih panjang?
Wahai ukhti yang tidak berhijab! Engkau tidak mau berhijab dengan dalih masih belum dewasa, apakah engkau dapat menjamin umurmu masih beberapa saat? Apakah engkau tahu, atau seseorang mengabarkan kepadamu tentang kapan engkau bakal mati?
Jika tidak, maka boleh jadi kematian akan menjemputmu setelah setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam, atau sedetik kemudian. Semua itu serba mungkin, selama kita tidak tahu ajal kita akan datang.
Wahai ukhti, kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sakit, tidak pula orang yang lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang yang sehat walafiat, orang dewasa,pemuda, bahkan bayi yang masih menetek di pangkuan ibunya, banyak contoh yang tidak bisa dipaparkan.
KISAH-KISAH NYATA
1. Kematian yang tiba-tiba:
Seorang anggota parlemen dalam kondisi kesehatan yang prima, penuh energik dan memiliki etos kerja sangat tinggi, orangnya masih muda. Namun, tiba-tiba virus ganas menyerang otaknya. Tak berlangsung lama, virus tersebut berubah menjadi segumpal daging. Anggota parlemen itu akhirnya tidak berdaya dan meninggal dengan cara yang amat mengenaskan.
2. Kematian tak kenal orang sehat sehat atau sakit:
Seorang komandan tinggi dijajaran angkatan bersenjata, ia tidak pernah mengeluhkan suatu penyakit apapun, tubuhnya padat berisi, otot-ototnya kekar, lincah dan gesit dalam melakukan tugas diteritorialnya. Seperti biasa , pada suatu malam, ia pergi tidur. Di pagi hari, sang ibu membangunkannya. Tak ada jawaban. Apa yang terjadi ? ternyata tubuhnya telah dingin dan terbujur kaku. Tidur itu mengahantarkan pada kematian yang tak akan kembali lagi.
3. Temanku mati terbakar
Abu Abdillah berkata : “ Aku tak tahu, bagaimana harus menuturkan kisah ini padamu. Kisah yang pernah aku alami sendiri beberapa tahun yang lalu, sehingga mengubah total perjalanan hidupku, sebenarnya aku tak ingin menceritakannya, tapi demi tanggung jawab di hadapan Allah, dan peringatan bagi para pemuda yang mendurhakai Allah dan demi pelajaran bagi para gadis yang mengejar bayangan semu, yang disebut cinta, maka aku ungkapkan kisah ini.
Ketika itu, kami tiga sekawan. Yang mengumpulkan kami adalah kesamaan nafsu dan kesia-siaan. Oh tidak, kami berempat satunya lagi adalah setan.
Kami berburu gadis-gadis. Mereka kami rayu dengan kata-kata manis, hingga mereka takluk, lalu kami bawa ke sebuah taman kecil terpencil. Di sana kami berubah menjadi serigala-serigala yang tak menaruh belas kasihan mendengar rintihan permohonan mereka, hati dan perasaan kami sudah mati.
Begitulah hari-hari kami di taman, di tenda atau dalam mobil yang di parkir di pinggir pantai. Sampai suatu hari, yang tak pernah saya bisa melupakannya, seperti biasa kami pergi ke taman. Seperti biasa pula, masing-masing kami menyantap satu mangsa gadis, di temani minunan laknat. Satu hal kami lupa saat itu, makanan. Segera salah seorang di antara kami bergegas membeli makanan dengan mengendarai mobilnya. Saat ia berangkat. Jam menunjukkan pukul enam sore. Beberapa jam berlalu, tapi taman kami itu belum juga kembali. Pukul sepuluh malam , hatiku mulai tak enak dan gusar. Maka aku segera membawa mobil untuk mencarinya, di tengah perjalanan, di kejauhan aku melihat jilatan api, aku mencoba mendekat.
Astaghfirullah, aku hampir tak percaya dengan yang kulihat. Ternyata api itu bersumber dari mobil temanku yang terbalik dan terbakar. Aku panik seperti orang gila. Aku segera mengeluarkan tubuh temanku dari mobilnya yang masih menyala. Aku ngeri tatkala melihat separuh tubuhnya masak terpanggang api. Kubopong tubuhnya lalu kuletakkan di tanah.
Sejenak kemudian, dia berusaha membuka kedua belah matanya, ia berbisik lirih : “ api …., api ……!
Aku memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit dengan mobilku. Tetapi dengan suara campur tangis, ia mencegah: “ Tak ada gunanya .. aku tak akan sampai …!
Air mataku tumpah, aku harus menyaksikan temanku meninggal di hadapanku. Di tengah kepanikanku, tiba-tiba ia berteriak lemah: “ apa yang mesti kukatakan kepadaNya? Apa yang mesti kukatakan padaNya?
Aku memandanginya penuh keheranan. “ siapa ? Tanyaku. Dengan suara yang seakan berasal dari sumur yang amat dalam, dia menjawab : “Allah!”
Aku merinding ketakutan. Tubuh dan perasaanku terguncang keras. Tiba-tiba temanku itu menjerit, gemanya menyelusup kesetiap relung malam yang gulita, lalu kudengar teriakan nafasnya yang terakhir : “ Innaalillaahi wa’inna ilaihi raajiuun.”
Setelah itu, hari-hari berlalu seperti sedia kala, tetapi bayangan temanku yang meninggal, jerit kesakitannya, api yang membakarnya, dan lolongannya” apa yang harus kukatakan padaNya ? Apa yang harus kukatakan padaNya? Seakan terus membuntuti setiap gerak dan diamku.
Pada diriku sendiri aku bertanya: “ Aku …apa yang harus kukatakan padaNya?
Air mataku menetes lalu sebuah getaran aneh menjalari jiwaku. Saat puncak perenungan itulah, sayup-sayup aku mendengar adzan subuh menggema: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaaha illa Allah …. Asyhadu Anna Muhammadar Rasuulullah, Hayya ‘ Alash Shalaah …”
Aku merasa bahwa adzan itu hanya ditujukan pada diriku saja. Mengajakku menyingkap fase kehidupanku yang kelam, mengajakku pada jalan cahaya dan hidayah. Aku segera bangkit mandi dan wudhu, mensucikan tubuhku dari noda-noda kehinaan yang menenggelamku selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu, aku tak pernah lagi meninggalkan shalat. Aku memuji Allah, yang tidak layak dipuji selain Dia. Aku telah menjadi manusia lain. Maha Suci Allah yang mengubah berbagai keadaan. Dengan seizing Allah , aku telah menunaikan umrah. Insya Allah aku akan melaksanakan haji dalam waktu dekat, siapa yang tahu ? umur ada di tangan Alloh ?
4. Kesudahan yang berlawanan:
Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orang tuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran mengapa ayah shalat begitu lama, apa lagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diriku sendiri : “ alangkah sabarnya mereka …. Setiap hari begitu ….. benar-benar mengherankan!.
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat-shalat orang-orang pilihan… mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk bermunajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah.padahal berbagai nasihat kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugasi mengatur lalu lintas di jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan. Tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan, aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi, tetapi hidupku bagaikan di ombang- ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian… bayak waktu luang …. Pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh… tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir setiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol … tiba –tiba kami dikagetkan oleh sebuah benturan yang amat keras, kami mengedarkan pandangan. Ternyata sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi sangat kritis, keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah : “Laailaaha Illallaah … laailaaha illallaah perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan ini membuatku merinding. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat… kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu, aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat , tetapi … keduanya tetap terus saja melantunkan lagu tak ada gunanya…
Suara lagunya terdengar semakin melemah.. lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak … keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah katapun. Selama perjalanannya ada kebisuan, hening.
Kesucian pecah ketika temanku mulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah ( kesudahan yang buruk ) . ia berkata : “ Manusia akan mengakhiri hidupnya………
Di sadur dari : www.ankgeat.wordpress.com
Ila Ukhti Ghairil Muhajjabah Mal Mani’ Minal Hijab
(Saudariku Apa yang menghalangimu Untuk berjilbab)
Karya : Syaikh Abdul Hamid Al-Bilaly
Editor : Ainul Haris dan Muhammadun Abd Hamid
وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه وسلم