Afwan…, Ada Nasehat Untuk Kita Semua

Afwan…, Ada Nasehat Untuk Kita Semua

(Nasehat Untuk Para Bloger Salafiyyin)

Sungguh indah kalau seseorang masuk kepada saudaranya dari pintu yang ia sukai, oleh karena itulah saya  mengawali nasehat ini dengan sebuah doa semoga Allah menjaga kita semua dan mengistiqamahkan kita di atas ilmu, amal dan dakwah.
Wahai saudaraku, insya Allah tujuan kita semua dalam membuat blog dan kita isi blog kita dengan berbagai artikel yang membahas masalah dien (agama) dari aqidah, fiqih, bantahan bagi manhaj-manhaj menyimpang, kajian asatidzah, info kajian dan yang lainnya dengan tujuan ikut menyebarkan dakwah ahlussunnah wal jama’ah, agar orang-orang mendapat hidayah ke dakwah yang haq ini dan kita berharap apa yang kita lakukan ini kelak menjadi timbangan amalan kebaikkan di akhirat. Itu insya Allah tujuan kita semua.
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ المُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Qs. Fushilat : 33)
Berkata Asy-Syaikh Al Allamah ‘Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah :
“Yaitu engkau berdakwah kepada dien (agama), menasehati manusia untuk istiqamah diatasnya, membimbing mereka, memerintahkan yang ma’ruf (baik) dan melarang yang mungkar. Ini adalah dakwah kepada islam. Karena setiap muslim agar berdakwah ilallah sesuai kemampuannya dan ilmunya, setiap orang -lak-laki atau perempuan- atasnya bagian dari ini kewajban dari menyampaikan, dakwah, bimbingan dan nasihat. Berdakwah kepada tauhidullah, kepada shalat dan menjaganya, kepada zakat dan penunaiannya, kepada puasa ramadhan, kapada pergi haji kebaitullah bagi yang mampu, kepada berbakti kepada orang tua, kepada silaturrahmi dan memerintahkan untuk meninggalkan maksiat seluruhnya (Syarh Tsalasatul Ushuul : 22)
Dan agar tujuan kita tercapai yaitu kaum  muslimin menerima dakwah yang haq ini ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh kita semua, diantaranya :
  1. Ikhlaskan Niat
Kita berharap kaum muslimin mendapat hidayah sehingga kita berusaha mendakwahinya dengan apa yang kita mampu, termasuk melalui media blog. Dan kalau diantara kita memiliki kemampuan untuk menulis artikel dalam masalah aqidah, fiqih dan yang lainnya lalu kita tampilkan di blog kita maka bisa menulis artikel tersebut sehingga ummat mendapat faedah, atau bisa dengan memasang artikel para asatidzah kita atau memasang jadwal kajian-kajian ustadz – ustadz ahlussunnah dengan harapan ada yang mendapat hidayah dengan sebab usaha kita.
Saya jadi teringat tentang seorang teman yang mengenal dakwah yang haq ini, ketika membaca artikel-artikel yang ada di blog ketika ia tinggal di Amerika. Lihatlah wahai saudaraku mungkin tidak terpikir oleh kita ada yang mengenal dakwah dengan sebab membaca artikel yang ada diblog di negeri yang sangat jauh yaitu Amerika.
Wahai saudaraku, sungguh alangkah baiknya kita menyimak sejenak sebuah hadits tentang keutamaan seseorang yang mendapat hidayah melalui usaha kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
 “Demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab kamu lebih baik bagimu dari onta-onta yang merah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu kita harus mengikhlaskan niat-niat kita agar usaha kita ikut membantu menyebarkan dakwah ahlussunnah dicatat sebagai amalan kebaikkan yang kelak kita berharap menjadi pemberat timbangan amalan kita diakhirat.
Allah Subhaanahu wata’ala berirman :
 قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ المُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Qs. Yusuf : 108)
Berkata Al-Imam Al-Mujadid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :
“ Peringatan atas ikhlas, dikarenakan banyak orang yang sendainya mengajak kepada kebenaran maka dia menyeru pada dirinya.” (Silahkan lihat Matan Kitab At-Tauhid dan Iaanatul Mustafid : 1/101)
Ada sebuah faidah yang sangat bagus semoga menjadi bahan renungan dan intropeksi bagi kita semua. Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah : “…Di karenakan dai yang menyeru kepada Allah di bagi dua macam  :
Pertama : Dai Illallah (yang menyeru/mengajak kepada Allah). Dai illallah Ta’aala seseorang yang ikhlas yang ingin menghubungkan (mengajak –ed) manusia kepada Allah Ta’aala.
Kedua : Dai yang mengajak kepada selain-Nya
Di bagi menjadi dua :
  • Dai yang mengajak kepada dirinya dan kepada pemikirannya yang menyimpang.
  • Dai yang mengajak kepada al-haq (kebenaran) akan tetapi dengan tujuan agar dirinya diagungkan dan dihormati manusia.”
(Al-Qaulul Mufiid ‘Ala Kitab At-Tauhid, Muhammad Shalih Al-Utsaimin : 84, dengan sedikit perubahan)
Wahai saudaraku – saudaraku mari kita intropeksi diri-diri kita sudahkah niat kita ikhlas hanya mencari ridha Allah…? karena ingin menyebarkan ilmu..? agar kaum muslimin mendapat hidayah…? karena membela kebenaran…? atau hanya sekedar agar blog kita banyak pengunjungnya…?! atau terselipi niat mencari ketenaran…?
Semoga Allah mengaruniakan keikhlasan dalam ilmu, amal dan dakwah kita. amin
  1. Berdakwah dengan ilmu, lemah lembut dan hikmah
Berdakwah dengan ilmu hukumnya wajib tentang hal ini Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ المُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan Bashirah (ilmu -ed), Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Qs. Yusuf : 108)
Syahid (inti) dari ayat ini yang menjadi pembicaraan kita adalah (عَلَى بَصِيرَةٍ).  Berkata  Asy-Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan : “ Didalam ayat ini terdapat dalil bahwa disyaratkan bagi dai berdawah harus diatas bashirah yaitu diatas ilmu  dengan apa yang di dakwahkannya…”  (Iaanatul Mustafiid : 102)
Alhamdulillah bagi yang memiliki kemampuan ilmu untuk menulis artikel yang bermanfaat untuk ummat, atau bagi kita tinggal memasang artikel ustadz-ustadz kita yang sangat bermanfaat tentang aqidah, fiqih, manhaj, rudud (bantahan) dan yang lainnya.  Atau menyebarluaskan rekaman-rekaman ta’lim dan info-info kajian yang ini semua sangat banyak manfaatnya. Dan kita berhati-hati dari berkata tanpa ilmu atau masuk pada perkara-perkara yang besar yang bukan kapasitas kita. Sungguh indah penjelasan Asy-Syaikh Muhammad Bin shalih Al-Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan makna Al-Bashirah pada ayat diatas semoga menjadi nasehat untuk kita semua: “ Yaitu diatas ilmu terkandung dalam dakwah ini keikhlasan dan ilmu. Dikarenakan kebanyakkan yang merusak dakwah tidak adanya ikhlas dan tidak adanya ilmu. Dan  bukanlah maksudnya dengan ilmu pada firman Allah (عَلَى بَصِيرَةٍ, yaitu berdakwah diatas bashirah -ed) dengan sekedar ilmu syar’i semata, bahkan mencakup :
  1.   Ilmu syar’i
  2.  Ilmu tentang kondisi orang yang kita dakwahkan
  3. Ilmu tentang jalan yang akan mengantarkan pada tujuan, yaitu hikmah.” (Al-Qaulul Mufiid ‘Ala Kitab At-Tauhid : 85)
Wahai saudaraku dakwah itu butuh ilmu, dakwah itu butuh hikmah, dakwah itu butuh lemah lembut, sampaikan kepada ummat tentang manhaj yang haq dengan lemah lembut bukan dengan cara yang kasar, sampaikan ilmu kepada ummat dengan memberikan pembelajaran yang baik agar dakwah ini diterima.
  1. Mulailah dari perkara yang terpenting kemudian pekara yang penting
Inilah bimbingan dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sungguh sangat indah pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengutus Muadz bin Jabbal pergi ke negeri Yaman sebagai dai  :
إِنَّكَ تَأْتِى قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ. فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّى رَسُولُ اللَّهِ
“ Sesungguhnya kamu akan mendatangi sebuah kaum dari ahli kitab (yahudi     dan nasrani –ed) maka yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka syahadat Laa Ilaha illallah wa anni Rasulullah (persaksian bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah)…” (HR. Bukhari dan Muslim)    
Berkata Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan hafidzahullah :
“…Kemudian memulai dakwahnya dengan perkara yang terpenting kemudian perkara yang penting lainnya, mengajak manusia pertama kali untuk memperbaiki aqidah dikarenakan aqidah adalah pondasi…” (Al-Mulakhos Fi Syarhi Kitab At-Tauhid : 55)
  1. Harus ada tamyyiz (membedakan antara dakwah kita dengan dakwah hizbiyyin)
Dengan adanya tamyyiz  menyebabkan dakwah menjadi jelas mana yang haq dan mana yang bathill, mana yang salafy mana yang hasany, mana yang istiqamah di atas manhaj yang haq mana yang turatsi sehingga ummat tidak tersamar. Sikap mumayyi’ (sana-sini masuk -ed), membuat tersamar antara hak dan bathil sekaligus menimbulkan polemik, perselisihan dan melemahkan dakwah. Dan dalam banyak ayat Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman membedakan antara yang baik dengan yang tidak baik, antara yang jujur dengan yang dusta. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :
            Allah Subhanahu wata’aala berfirman :
لِيَمِيزَ اللهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ
 “Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik“ (QS. Al-Anfaal : 37)
عَفَا اللهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ
“Semoga Allah mema’afkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?” (Qs. At Taubah :43)
  مَا كَانَ اللهُ لِيَذَرَ المُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ
 “Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). “ (Qs. Ali Imran : 179)
Sungguh indah nasehat Asy Syaikh Muqbil Al-Wadi’i Rahimahullah, yang beliau berkata :
وننصح أهل السنة أن يتميزوا وأن يبنوا لهم مساجد ولو من اللبن أو من سعف النخل، فإنّهم لن يستطيعوا أن ينشروا سنة رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم إلا بالتميّز وإلا فالمبتدعة لن يتركوهم ينشرون السنة
“Kami nasehatkan kepada Ahlus sunnah untuk tamyyiz (membedakan diri mereka dengan hizbiyyyin –ed) dan agar membangun masjid bagi mereka sendiri walaupun dari batu bata atau pelepah kurma, dikarenakan mereka tidak akan mampu menyebarkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wasallam kecuali dengan tamyyiz dan kecuali ahlu bid’ah tidak akan membiarkan mereka menyebarkan sunnah.” (Tuhfatul Mujiib : 1/167)
  1. Berhati-hati dengan fitnah internet dari lupa tugas pokok kita yaitu menuntut ilmu.
Wahai saudaraku kewajiban kita adalah terus menuntut ilmu, kita sibukan diri kita dengan hal-hal yang bermanfaat dari ilmu yang terkait dengan aqidah, manhaj, fiqih, bahasa arab dan yang lainnya. Kita datangi masjid-masjid tempat ta’lim ustadz-ustadz kita dari pembahasan aqidah, fiqih, bahasa arab dan yang lainnya. Ini tugas pokok kita jangan sampai seharian suntuk kita ngotak-ngatik blog atau didepan komputer main internet. Kita berusaha menghapal sesuatu yang Allah mudahkan kita dari surat al-Qur’an atau hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau mengulang ilmu atau pelajaran yang telah kita dapatkan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, dari Anas Bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Wahai saudaraku semoga Allah membalas kebaikkan kalian dengan apa yang kalian usahakan dari menyebarkan dakwah ahlussunnah dengan blog-blog kalian. Dan semoga kita bisa berdakwah dengan hikmah, lemah lembut dan menjadi sebab banyak orang menerima dakwah yang haq ini.
Dari saudaramu yang insya Allah menginginkan kebaikkan untuk dirimu
Purwerejo (Jawa Tengah), 19 Jumadil ‘Ula 1423H/11 April 2012
Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty
sumber : www.tauhidsyirik.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[AUDIO]: Nilai Sebuah Keikhlasan

Rekaman –  AUDIO KAJIAN  Kajian Islam Ilmiyyah Tanjung Priok  Ahad, 03 Rabi’ul Awwal 1440H / 11 November 2018M   Masjid Raya al-H...