MERAYAKAN TAHUN BARU ISLAM = HARAM

Oleh Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan
Senin, 29 Desember 2008 - 22:57:25
Hit: 1083







Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, Dia mensyariatkan hijrah dan menjanjikan kepada orang-orang yang berhijrah kepadanya pahala yang besar. Dia berfirman: ?Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?. (Qs. An-Nisaa: 100).
Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang bersabda, ?Tidak akan terhenti hijrah sampai tertutupnya taubat dan tidak tertutup taubat sampai terbitnya matahari dari arah barat?.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau dan keluarganya serta para shahabatnya. ??orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin). (Qs. Al Anfal: 72)

Amma ba?du;
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan pelajarilah sirah nabi kalian Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan jadikanlah sebagai pedoman, sungguh Allah telah memerintahkan kalian demikian, ?Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah?. (Qs. Al Ahzab: 21)
Wahai hamba-hamba Allah!
Sesungguhnya diantara manusia sekarang ini ada yang tidak mengetahui perihal hijrah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kecuali sebagai kenangan yang berulang setiap tahunnya dan untuk itu diadakan perayaan-perayaan, khutbah-khutbah dan ceramah-ceramah selama beberapa hari kemudian selesai dan dilupakan hingga datangnya tahun depan tanpa melahirkan nilai-nilai positif di dalam kehidupan dan amalan mereka. Oleh karena itu kalian dapati mereka tidak mau hijrah dari negeri orang-orang musyrik ke negeri Islam sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berhijrah, bahkan sebaliknya, kebanyakan mereka justru pindah dari negeri Islam ke negeri orang-orang musyrik bukan untuk tujuan apa-apa melainkan sekedar untuk kemewahan dan hidup di sana dengan kebebasan ala binatang.
Sesungguhnya mengingat peristiwa hijrah sudah sepatutnya ada di benak seorang muslim sepanjang tahun bukan pada hari-hari tertentu. Karena mengkhususkan hari-hari dengan perayaan atau mempelajarinya dalam rangka memperingati hijrah nabawiyah adalah bid?ah dan ?setiap bid?ah adalah kesesatan?, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, shahabat-shahabat beliau, bahkan mereka yang hidup di abad-abad yang utama setelah para shahabat, tidak seorang pun dari mereka memperingati momentum tersebut dengan suatu perayaan yang terus berulang setiap tahunnya. Yang dilakukan kaum salafus shalih dan orang-orang yang mengikuti mereka di atas kebaikan adalah mempelajari sirah nabi mereka Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk dijadikan pedoman, tanpa harus mengkhususkan waktu-waktu tertentu.
Kemudian sesungguhnya hijrah ada dua, yang pertama hijrah hati kepada Allah dengan beribadah kepada-Nya semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan mengikutinya serta mengerjakan apa-apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang dilarang, seperti yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sabdakan, ?Orang yang hijrah adalah mereka yang meninggalkan apa-apa yang Allah larang?. Hijrah seperti ini selalu menyertai seorang muslim sepanjang hidupnya tidak boleh dia tinggalkan selama-lamanya.
Sedangkan hijrah yang kedua adalah hijrah badan, dan hijrah ini kandungan dari hijrah dengan hati. Yaitu hijrah dari negeri syirik ke negeri Islam. Hijrah ini wajib hukumnya sesuai keadaan apabila seorang muslim tidak mampu menampakkan agamanya di negeri kufur.
Takutlah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, pelajarilah sirah nabi kalian dan ambillah teladan dan pelajaran dari peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. (Qs. Ali Imran: 132)

Sumber :
http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=149

http://www.akhlussunnah-jakarta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[AUDIO]: Nilai Sebuah Keikhlasan

Rekaman –  AUDIO KAJIAN  Kajian Islam Ilmiyyah Tanjung Priok  Ahad, 03 Rabi’ul Awwal 1440H / 11 November 2018M   Masjid Raya al-H...